Rabu 29 Jul 2015 22:51 WIB

Bertemu PM Inggris, HMI Berbagi Tentang Islam Moderat dan Toleran

PM Inggris David Cameron berfoto bersama wakil lima ormas pemuda di pekarangan Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) Jakarta, Selasa (28/7). Ketua Umum PB HMI  Arief Rosyid Hasan (keempat dari kiri)
Foto: Dokumentasi PB HMI
PM Inggris David Cameron berfoto bersama wakil lima ormas pemuda di pekarangan Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) Jakarta, Selasa (28/7). Ketua Umum PB HMI Arief Rosyid Hasan (keempat dari kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil lima ormas pemuda  bertemu dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron di Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/7).

Mereka adalah M  Arief Rosyid Hasan (PB HMI), Irfan Amalee (Peace Generation), Widya (Sabang Merauke Institute), Diajeng Lestari (Komunitas Hijabers), dan  Fajar (Maarif Institute). Cameron didampingi beberapa staf Kedubes Inggris di Jakarta dan Maudy Ayunda, artis muda asal Indonesia yang tengah menuntut ilmu di Inggris.

Ketua PB HMI Arief Rosyid Hasan mengatakan David Cameron datang ke Indonesia antara lain untuk sharing dengan pemuda Indonesia dalam hal meng-counter ekstrimisme. “Menurut rencana, akan ada agenda follow up terhadap pertemuan tersebut, khususnya agenda penguatan kelompok masyarakat sipil,” kata Arief kepada Republika, Rabu (29/7).

Cameron, kata Arief, juga sepakat Islam bukan agama yang mengajarkan ekstrimisme. “Cameron sepakat di beberapa agama lain juga ada kelompok yang ekstrim,” tutur Arief.

Dalam kesempatan tersebut Arief mengatakan Indonesia dan Inggris adalah dua bangsa yang bersahabat dan berbagi banyak kesamaan. “Pertama, keduanya adalah sama-sama bangsa yang terdiri dari etnis dan kebangsaan yang majemuk,” kata Arief.

Kedua, kata Arief, kemajemukan ini dikelola secara toleran, dan kebebasan masing-masing warganya dijamin oleh konstitusi negara.

Arief menegaskan, dalam mengelola kemajemukan kultural, Muslim di Indonesia dapat menjadi model dalam pengembangan watak keislaman yang moderat dan toleran. “Dalam kehidupan politik, Indonesia adalah bangsa Muslim yang mampu menyerap demokrasi, dan menjadi poros kekuatan Muslim moderat yang menjaga stabilitas di kawasan maupun di tingkat global,” papar Arief.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement