REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Michel Platini sudah mengumumkan akan ikut mencalonkan diri sebagai Presiden FIFA menggantikan Sepp Blatter. Hal ini membuat dua lawan politiknya Pangeran Ali bin al-Hussein dan Musa Bility melemparkan bola panas untuknya.
Setelah skandal korupsi yang menyeret puluhan pejabat FIFA, membuat FIFA kehilangan citra baik dari masyarakat dunia. Karena itu Presiden UEFA ini ingin mencalonkan diri menjadi pemimpin utama konfederasi sepak bola dunia karena berniat akan membersihkan FIFA.
Niatnya tidak berjalan mulus, karena dia memiliki rival yang kuat yang juga memiliki keinginan untuk mendapatkan kursi jabatan itu. Diantaranya adalah Pangeran Ali bin al-Hussein yang kalah dalam pemilihan presiden melawan Blatter pada Mei lalu dan juga Musa Bility. Keduanya tidak melihat Platini kompatibel untuk menjadi presiden FIFA.
"Suporter dan pemain sepak bola berhak mendapatkan yang terbaik. FIFA membutuhkan pemimpin baru, independen dan bersih dari peristiwa masa lalu," katanya seperti dilansir Daily Mail, Kamis (30/7).
Dia mengatakan demikian karena melihat Platini terlibat dalam skandal FIFA tersebut. Sementara itu Bility juga ikut memberikan kritikan untuk rival kuatnya itu.
"Platini hanya akan membuat kerusuhan, perpecah belahan dan lebih banyak lagi masalah untuk FIFA," kata Presiden Asosiasi Sepak Bola Liberia itu.
Pria berusia 60 tahun itu dipaksa berhenti dari pencalonan oleh kedua rivalnya. Karena mereka menduga Platini terlibat dalam dugaan skandal korupsi dalam bidding tuan rumah Piala Dunia.
Meskipun demikian Platini tetap yakin untuk melanjutkan langkahnya dalam pencalonan. Bahkan, dia mengutarakan keyakinannya dengan mengklaim dirinya sudah didukung dengan dukungan satu suara dari asosiasi sepak bola seluruh Eropa.