REPUBLIKA.CO.ID,JOMBANG -- Pengurus Cabang Internasional Nahdlatul Ulama (PCINU) Hong Kong menyampaikan aspirasi kaum nahdliyyin lewat Muktamar NU ke- 33 di Jombang, Jawa Timur.
“Kami setiap minggu menggelar pengajian di tempat terbuka. Kadang di Victoria Park, di bawah jembatan layang. Kadang kena hujan, diusir. Kami sedang mengupayakan tempat yang lebih baik,” ujar Ketua PCINU Hong Kong Zal Aidi, Sabtu (1/8).
PCINU Hong Kong merupakan salah satu cabang terbaru NU di luar negeri yang didirikan 20 Juni 2014 silam. Meski terbilang baru, delegasi PCINU Hong Kong tidak ingin hanya hadir sebagai pelengkap dalam Muktamar.
Zal menceritakan, saat ini, ada sekitar 170 ribu buruh migran asal Indonesia atau TKI yang bekerja di Hong Kong. Dengan jumlah yang besar, menurut Zal, komunitas Muslim Indonesia belum memiliki masjid yang representatif.
“Ada enam masjid di sana. Rata-rata dirintis imigran Pakistan. Sebagian oleh masyarakat Muslim Cina,” kata Zal.
Saat ini, Zal menceritakan, PCINU di Hong Kong tengah mengupayakan patungan untuk membeli lahan. Selebihnya, Zal berharap bantuan dari saudara-saudara Muslim di Indonesia untuk mewujudkan mimpi tersebut.
Selain cita-cita mendirikan masjid, menurut Zal, warga Nahdliyin di Hong Kong juga sangat berharap adanya ustadz yang bisa menetap di Hong Kong dan rutin memandu pengajian. Sejauh ini, menurut Zal, ustadz datang dari Indonesia sewaktu-waktu.