REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Erupsi Gunung Raung (3.332 mdpl) yang menyemburkan abu vulkanis menyebabkan jumlah penderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) di Kabupaten Jember, Jawa Timur, meningkat selama beberapa pekan terakhir.
"Jumlah penderita ISPA meningkat 20-25 persen, padahal sebelum Gunung Raung berstatus siaga tercatat jumlah pasien berkisar 15-20 orang per hari," kata Kepala Humas dan Promosi Dinas Kesehatan Jember Yumarlis, Selasa (4/8).
Menurut dia, peningkatan jumlah penderita ISPA terbanyak berada di tiga kecamatan yang berpotensi terdampak erupsi Gunung Raung yakni Kecamatan Silo, Sumberjambe, dan Ledokombo.
"Ada peningkatan berkisar 20-25 persen per hari di tiga puskesmas wilayah Kecamatan Silo, Ledokombo, dan Sumberjambe. Kalau biasanya per hari jumlah pasien ISPA sekitar 15-20 orang," tuturnya.
Meskipun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah mendistribusikan masker, serangan ISPA tidak bisa dibendung karena hujan abu vulkanis sering mengguyur Jember.
"Abu vulkanis bisa menyebabkan ISPA dan juga membuat iritasi di mata. Kasus iritasi mata tidak sebanyak ISPA," katanya.
Untuk itu, lanjutnya, Dinas Kesehatan sudah mendistribusikan obat ISPA dan iritasi mata ke sejumlah puskesmas yang mengalami peningkatan dua kasus penyakit tersebut.
"Puskesmas setempat juga bisa mengajukan permintaan masker ke Dinas Kesehatan dan tidak terbatas pada puskesmas di tiga kecamatan di lereng Gunung Raung, namun puskesmas lain yang terdampak abu vulkanis juga bisa mengajukan kepada Dinkes," paparnya.
Ia mengimbau warga tetap memakai masker dan menggunakan kacamata saat beraktifitas di luar rumah, sehingga tidak terkena penyakit ISPA dan iritasi mata.
"Kami juga menyarankan,agar warga menutup tempat penampungan air supaya tidak terkontaminasi dengan abu vulkanis gunung yang memiliki ketinggian 3.332 mdpl," katanya.
Gunung Raung berstatus Siaga sejak 29 Juni 2015 dan kenaikan status itu menyebabkan meningkatnya aktivitas gunung api yang berada di perbatasan Kabupaten Jember, Bondowoso, dan Banyuwangi itu.