REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Australia mengirimkan ahli ke Tolouse, Prancis untuk memeriksa puing permukaan sayap yang dikenal sebagai flaperon, Rabu (5/8). Australia bergabung dengan Malaysia dan Filipina yang lebih dulu melakukan penyelidikan terhadap puing Boeing 777.
Hal itu diungkapkan Wakil Perdana Menteri Australia Warren Truss dalam sebuah pernyataan, Rabu (5/8). Otoritas Malaysia dan Prancis saat ini sedang menentukan apakah flaperon yang ditemukan di Pulau Reunion pekan lalu berasal dari MH370.
"Pejabat Malaysia dan Prancis mungkin berada dalam posisi untuk membuat pernyatan resmi tentang asal-usul flaperon akhir pekan ini," ungkapnya.
Penerbangan MH370 menghilang tanpa jejak pada Maret 2014. Sebanyak 239 penumpang dan awak berada dalam penerbangan dari Malaysia menuju Beijing tersebut.
Biro Keselamatan Transportasi Australia yang memimpin pencarian mengatakan pada awal Juli 2014 puing yang hanyut diperkirakan berada di pantai barat Sumatra, Indonesia. Namun, Organisasi Riset Ilmiah dan Industri Commonwealth Australia pada November tahun lalu mengeluarkan pernyataan baru bila puing sangat tidak mungkin berada di daratan Indonesia.