REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Presiden Myanmar Thein Sein menyerukan warga yang tinggal di daerah dataran rendah seperti sungai Irrawaddy dievakuasi. Sebab, terjangan banjir mengancam wilayah tersebut.
Para pejabat mengatakan sebanyak 12 dari 14 wilayah Myanmar dilanda banjir. Sedikitnya 74 orang telah tewas dan lebih dari 330 ribu jiwa terpaksa mengungsi ke biara dan tempat penampungan.
Badan-badan bantuan mengatakan banjir telah surut di beberapa daerah utara dan barat, sehingga persediaan makanan dan air bersih berdatangan.
Meskipun demikian tanah longsor masih menjadi ancaman. Dalam pesan yang disiarkan di radio Kamis (6/8) pagi, Presiden Thein mengatakan daerah dekat Sungai Irrawaddy berisiko meluap dan mengalami bahaya.
"Kita tidak bisa mencegah bencana alam dan saya mendesak sesama warga untuk pindah ke tempat yang lebih aman ... itu cara terbaik," katanya, Kamis (6/8) seperti dikutip dari laman Al Jazeera.
Ia menambahkan, menambahkan kota-kota yang terletak di sepanjang Sungai Irrawaddy yaitu Hinthada dan Nyaung Don berada dalam bahaya.
Sementara di Hinthada, tentara membantu warga mempersiapkan diri untuk menghadapi banjir, mengamankan barang-barang di dalam rumah, dan memperkuat tanggul dengan karung pasir.
Upaya bantuan internasional telah direspons masyarakat militer dan lokal. Tapi ribuan penduduk Myanmar yang terpencil seperti Chin merasa takut karena hujan menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor yang menghanyutkan rumah, jalan, dan jembatan.