Ahad 09 Aug 2015 11:03 WIB

'Surat GIDI Nodai NKRI'

Rep: c94/ Red: Angga Indrawan
Masjid Baitul Muttaqin di Karubaga, Tolikara, yang dibakar massa.
Foto: Twitter
Masjid Baitul Muttaqin di Karubaga, Tolikara, yang dibakar massa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komite Umat (Komat) untuk Tolikara, Ustaz Bachtiar Natsir, menilai surat edaran Gereja Injili di Indonesia (GIDI) menodai NKRI. Selain 1 Syawal adalah libur nasional, Idul Fitri, kata ustaz Bachtiar, merupakan puncak ibadah umat Islam.

"Menodai," kata Bachtiar Natsir saat dihubungi ROL, Ahad (9/8).

Dia mengatakan, NKRI adalah Negara yang menjadikan Idul Fitri sebagai libur nasional. Sedangkan, puncak pelayaran dari hari raya tersebut adalah shalat Idul Fitri.

Namun, tragisnya intoleransi yang ditunjukkan oleh kedua pendeta GIDI Kabupaten Tolikaran merupakan tindakan intoleran. Padahal, Ustaz Bachtiar melanjutkan, Idul Fitri pada negara bagian di Amerika Serikat pun telah dijadikan hari libur Nasional. 

"Tetapi di Indonesia yang dipayung hukum NKRI, sikap intolerannya luar biasa berlebihan," katanya.

Menurut dia, tindakan tersebut tentu bukan hanya bersikap antikebebasan, melainkan juga sudah menjurus kepada rasisme secara keagamaan dan mencederai nilai-nilai secara universal.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement