Senin 10 Aug 2015 13:00 WIB

Kurs Rupiah Terus Tertekan Jelang Rapat The Fed

Rep: Iit Septiyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah tukang becak membawa spanduk bertuliskan Save Rupiah di Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, Kamis (12/3).  (Antara/Yusuf Nugroho)
Sejumlah tukang becak membawa spanduk bertuliskan Save Rupiah di Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, Kamis (12/3). (Antara/Yusuf Nugroho)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang rapat The Fed seluruh mata uang dunia akan bereaksi, tak terkecuali rupiah.

Pengamat Mata Uang dari Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Eko Listianto mengatakan, pola rupiah memang selalu seperti itu. "Menjelang rapat The Fed apakah suku bunga Amerika akan dinaikkan, rupiah dan mata uang dunia akan gonjang-ganjing," jelasnya kepada Republika, Senin, (10/8).

Menurutnya, hal itu tergantung fundamental setiap negara. Bila fundamentalnya kuat, maka dapat bertahan.

Ia menyebutkan, di Asia, India dan Filipina termasuk dengan fundamental kuat. Sedangkan Indonesia memiliki defisit current account, karena impor terus besar, begitu pun komoditas primernya.

Maka, tak memiliki fundamental cukup kuat. "Ini ironis dampaknya sekarang mulai terasa," tambah Eko.

Sebelumnya, rupiah sudah menembus Rp 13.400 per dolar AS. Menurut Eko, kurs rupiah bisa terus tertekan samai The Fed menaikkan suku bunganya, yang kemungkinan September mendatang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement