REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi demo menutuntut pencabutan Surat Keputusan (SK) bernomor 01307 tidak hanya dilakukan oleh suporter, pemain, dan pelatih, tapi juga dilakukan oleh istri pemain. Eka Wulandari misalnya sampai terisak-isak saat menyampaikan keluh kesahnya kepada perwakilan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) di kantor ruang Media Center Kemenpora.
Istri mantan penjaga gawang Martapura FC, Awaludin itu mengaku akibat SK Menpora memberikan dampak buruk terhadap para pelaku sepak bola, seperti yang dialami suaminya. Wulandari meminta agar Imam Nahrawi selaku Menpora, tidak hanya mendengarkan bisikan yang dianggap menyesatkan.
"Saya korban SK itu, adik saya tak bisa kuliah karena tak ada dana. Suami saya juga tidak bisa nafkahi keluarga," keluh Wulandari di depan Sesmenpora Alfitra Salamm, Selasa (11/8).
Tidak hanya itu, Wulandari dari mengecam Menpora, Imam Nahrawi bersama keronco-keronconya. Menurutnya, Imam hanya mendengarkan saran dari kelompok-kelompok tertentu.
Justru orang nomor satu di Kemenpora itu dinilai menutup mata terhadap pelaku sepak bola yang sebenarnya. Dia juga meminta agar Menpora membuka hati nuraninya.
"Perlu diketahui kita sama-sama orang beragama. Ingat pak, doa orang-orang teraniaya dikabulkan oleh Allah SWT," kecam Wulandari.
Hal senada juga diungkapkan oleh pemain Barito Putera, Leonard Tupamahu. Pemain gaek berusia 32 tahun itu merasa kecewa berat dengan apa yang dilakukan oleh Imam Nahrawi. Leonard berharap seharusnya Menpora memiliki jiwa sportivitas meski orang baru di dunia olahraga.
"Kita harap kalau mereka kalau di PTUN ya sudahlah, tunjukkan jiwa sportivitasnya," harap pemain yang pernah merumput di Persiram Raja Ampat itu.