Selasa 11 Aug 2015 14:12 WIB

Istri Pemain Sepak Bola Menangis Gara-Gara SK Menpora

Rep: Ali Mansur/ Red: Citra Listya Rini
Sepak bola
Foto: devianart
Sepak bola

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi demo menutuntut pencabutan Surat Keputusan (SK) bernomor 01307 tidak hanya dilakukan oleh suporter, pemain, dan pelatih, tapi juga dilakukan oleh istri pemain. Eka Wulandari misalnya sampai terisak-isak saat menyampaikan keluh kesahnya kepada perwakilan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) di kantor ruang Media Center Kemenpora.

Istri mantan penjaga gawang Martapura FC, Awaludin itu mengaku akibat SK Menpora  memberikan dampak buruk terhadap para pelaku sepak bola, seperti yang dialami suaminya. Wulandari meminta agar Imam Nahrawi selaku Menpora, tidak hanya mendengarkan bisikan yang dianggap menyesatkan.

"Saya korban SK itu, adik saya tak bisa kuliah karena tak ada dana. Suami saya juga tidak bisa nafkahi keluarga," keluh Wulandari di depan Sesmenpora Alfitra Salamm, Selasa (11/8).

Tidak hanya itu, Wulandari dari mengecam Menpora, Imam Nahrawi bersama keronco-keronconya. Menurutnya, Imam hanya mendengarkan saran dari kelompok-kelompok tertentu.

Justru orang nomor satu di Kemenpora itu dinilai menutup mata terhadap pelaku sepak bola yang sebenarnya. Dia juga meminta agar Menpora membuka hati nuraninya.

"Perlu diketahui kita sama-sama orang beragama. Ingat pak, doa orang-orang teraniaya dikabulkan oleh Allah SWT," kecam Wulandari.

Hal senada juga diungkapkan oleh pemain Barito Putera, Leonard Tupamahu. Pemain gaek berusia 32 tahun itu merasa kecewa berat dengan apa yang dilakukan oleh Imam Nahrawi. Leonard berharap seharusnya Menpora memiliki jiwa sportivitas meski orang baru di dunia olahraga.

"Kita harap kalau mereka kalau di PTUN ya sudahlah, tunjukkan jiwa sportivitasnya," harap pemain yang pernah merumput di Persiram Raja Ampat itu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement