REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolda Papua Brigjen Pol Paulus Waterpauw meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah setempat agar segera memberikan bantuan dana bagi pengungsi korban insiden Tolikara. Dana tersebut, kata dia, akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selama menunggu rumah mereka yang terbakar selesai dibangun.
"Saya mendorong pemerintah pusat dan pemda untuk memberikan dana segar kepada para pengungsi," kata Paulus di Jakarta, Rabu (12/8).
Hingga saat ini bantuan yang diberikan untuk para pengungsi tersebut hanya berupa bahan makanan dan pakaian. "Mereka belum dikasih dana segar, cuma (diberikan) bahan makanan," ujarnya.
Insiden Karubaga terjadi saat umat Islam sedang melaksanakan shalat Idul Fitri pada Jumat (17/7) di Lapangan Koramil Karubaga, tiba tiba diserang dan dilempari hingga shalat Id tidak dapat dilaksanakan sampai selesai. Saat insiden itu terjadi, aparat keamanan sempat mengeluarkan tembakan peringatan dan melukai 11 orang, satu di antaranya meninggal setelah sempat dirawat di RSUD Dok 2 Jayapura.
Tidak beberapa lama kemudian, warga melakukan pembakaran kios hingga mengakibatkan terbakarnya mushola yang lokasinya berdampingan dengan kios. Paulus pun menegaskan bahwa terbakarnya mushala terjadi secara tidak sengaja. "Mushola itu (terbakar) tidak disengaja tapi karena (api) merembet," jelasnya.
Dalam kasus tersebut, telah ditetapkan dua tersangka yakni JW dan AK. Keduanya mengaku ikut berperan menyerang jamaah yang tengah shalat Id di halaman Koramil Karubaga. Kedua tersangka JW (36 th) adalah PNS di lingkungan Pemda Tolikara sedangkan AK adalah pegawai salah satu bank yang beroperasi di Karubaga. Para tersangka yang akan dijerat dengan Pasal 160 dan 170 KUHP itu ditahan di Polda Papua sejak Jumat ( 24/7).