REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN--Puluhan pelajar SMA sederajat di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mendeklarasikan dukungan pelajar untuk mensukseskan pemilihan bupati dan wakil bupati dalam pilkada serentak yang digelar 9 Desember 2015, di halaman kantor pemkab setempat, Rabu.
Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sleman Ahmad Shidqi mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi deklarasi yang dilakukan para pelajar dalam mendukung terlaksananya Pilkada Kabupaten Sleman yang jujur dan adil.
"Ini merupakan bentuk rasa nasionalisme para pelajar untuk mensukseskan jalan Pilkada serentak 2015, khususnya di Kabupaten Sleman," ucapnya.
Menurut dia, dalam sosialisasi kepada pemilih pemula yakni para pelajar, pihaknya juga menggandeng para guru pendidikan kewarganegaraan.
"Harapannya nanti para guru dapat memberikan pendidikan politik yang benar kepada siswa didiknya yang telah memiliki hak pilih dalam pemilu," ujarnya, berharap.
Ia mengatakan, KPU Kabupaten Sleman mencatat pada Pemilihan Presiden lalu, di wilayah ini terdapat sebanyak 7.000 pemilih yang masuk kategori pemilih pemula.
"Dengan mengajak serta para pelajar serta guru dalam sosialisasi Pilkada ini, diharapkan dapat meningkatkan angka partisipasi pelajar yang telah memiliki hak pilih dalam pilkada," tuturnya.
Sebanyak empat poin deklarasi dukungan sukseskan pilkada yang diucapkan bersama-sama oleh para pelajar tersebut di antaranya berisi para pelajar siap ikut berpartisipasi aktif dalam setiap tahapan pilkada di Kabupaten Sleman.
Kemudian menolak segala macam bentuk politik uang dalam pilkada, penggunaan hak pilih secara bertanggung jawab serta siap menjadi agen dalam sosialisasi Pilkada 2015.
Usai melakukan deklarasi, puluhan pelajar tersebut kemudian membubuhkan tanda tangan sebagai bukti dukungan mereka.
Menurut salah satu pelajar Novan Julitusta, deklarasi para pelajar ini sengaja dilakukan selain untuk mendukung KPU Kabupaten Sleman dalam pelaksanaan Pilkada 2015, juga sebagai tanggung jawab generasi muda demi terpilihnya pemimpin yang jujur, adil serta tidak korupsi.
Ikuti Whatsapp Channel Republika