REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kementerian Pertahanan Jerman akan menarik sekitar 250 tentara yang ditempatkan di Turki tahun depan.
Menteri Pertahanan Jerman, Ursula von der Leyen mengatakan dalam sebuah pernyataan, misi tidak akan diperpanjang ketika berakhir 31 Januari 2016. Alasannnya, ancaman utama di wilayah ini berasal dari kelompok ISIS.
"Kelompok ini tidak memiliki rudal," kata dia dilansir AP Ahad (16/8).
Sejak 2013, tentara telah beroperasi dengan rudal Patriot di dekat perbatasan Suriah sebagai bagian dari misi NATO sebagai 'Pagar aktif'. Pasukan Jerman bersama dengan pasukan dari Amerika Serikat dan negara-negara lainnya.
Jerman berkomitmen untuk membantu menstabilkan wilayah tersebut dan akan terus melatih dan mendukung pasukan keamanan Kurdi dan Irak.