Senin 17 Aug 2015 16:41 WIB

Moge vs Pesepeda, Ini Komentar Sultan

Pesepeda asal Yogyakarta Elanto Wijoyono menghadang rombongan moge
Foto: Twitter
Pesepeda asal Yogyakarta Elanto Wijoyono menghadang rombongan moge

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan HB X meminta pengendara motor gede atau moge memperhatikan aspek sosial. Salah satu caranya, dengan tidak merasa menguasai jalan saat melakukan konvoi.

"Saya minta jangan menguasai jalan," kata Sultan seusai menjadi pemimpin upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-70 Kemerdekaan Republik Indonesia di halaman Gedung Agung, Yogyakarta, Senin (17/8).

Menurut Sultan, Pemda DIY memang selama ini tidak melarang konvoi moge. Sebab, kegiatan moge dari Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) telah meminta izin akan menggelar konvoi di Yogyakarta setiap merayakan 17 Agustus melalui "Jogja Bike Rendezvous". Bahkan, menurut dia, pemda beserta Kepolisian DIY dapat memfasilitasi acara itu, karena memang peserta konvoi jumlahnya banyak.

"Mungkin menurut saya, itu menjadi kegiatan yang pemerintah daerah tidak melarang," kata dia.

Kendati demikian, Sultan mengimbau kepada pengendara moge agar meningkatkan perhatiannya terhadap aspek sosial, disamping konvoi yang setiap tahun mereka gelar. "Saya mengharapkan pengendara moge memiliki aktivitas sosial lebih tinggi, dan tidak merasa nomor satu di jalan. Tapi juga saya mohon masyarakat siap menghadapi bisingnya suara sepeda motor tersebut," katanya.

Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta Brigjen Pol Erwin Triwanto mengatakan, sesuai keterangan dari ketua Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Yogyakarta Gatot Kurniawan, pihak organisasi ini telah memperingatkan sebagai pelopor ketertiban dan keselamatan pengendara bermotor, dan pengendara moge jangan sampai melanggar lalu lintas. 

"Kami berharap oknumnya jangan sampai bertindak arogan," kata Erwin.

Memurut Erwin, bagi kepolisian tidak ada perlakuan istimewa bagi pengguna jalan, termasuk pengendara moge. Melalui kewenangan diskresi yang dimiliki kepolisian, aparat dapat memberhentikan iring-iringan konvoi moge jika terlalu panjang.

"Makanya, konvoi kloter pertama, kedua hingga ketiga disetop. Itu adalah diskresi dari kepolisian agar tidak terlalu panjang. Bisa dibayangkan jika ada 4.000 motor, dengan berjajar empat saja, itu sudah berapa ribu meter panjangnya," katanya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement