REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai dalam memimpin Kota Jakarta, tidak hanya dibutuhkan otak yang cerdas, tetapi juga otot yang kuat.
"Bahkan mungkin sebetulnya otak juga tidak perlu sampai terlalu pintar, yang penting itu otot yang kuat, karena kita punya tugas pembangunan yang banyak sekali," kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (20/8).
Selain itu, menurut pria yang lebih akrab disapa Ahok itu, dalam memimpin ibu kota juga harus selalu mengikuti aturan yang berlaku, sehingga segala kewajiban akan terasa semakin mudah.
"Yang penting lagi, kita harus selalu ikut aturan. Jangan terima suap, jangan korupsi, harus selalu jujur. Intinya, dengan ikut aturan, maka kita mempermudah pekerjaan kita," ujar Ahok.
Lebih lanjut, dia menuturkan dalam menjalani kepemimpinannya, dia juga akan terus melakukan perombakan jabatan, sehingga terjadi regenerasi dan ide-ide baru akan terus bermunculan.
"Jadi, singkatnya itu adalah pecat, pecat, pecat. Kalau memang ada pejabat atau staf yang terbukti melakukan kesalahan, tidak bekerja dengan baik dalam melayani masyarakat, langsung saja dicopot jabatannya," tutur Ahok.
Meskipun demikian, mantan Anggota DPR RI Komisi II itu mengungkapkan pihaknya masih memberikan kesempatan bagi pejabat atau staf yang memang masih bersungguh-sungguh ingin bekerja.
"Kesempatan itu kan saya berikan melalui seleksi dan promosi jabatan terbuka atau yang lebih dikenal dengan sebutan lelang jabatan. Sedangkan bagi pejabat atau pegawai yang diturunkan jabatannya, kita tempatkan di Badan Pendidikan dan Latihan (Diklat)," ungkap Ahok.