REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Empat hari sebelum pelaksanaan Musywarah Nasional Majelis Ulama Indonesia (MUI), nama yang akan menjadi kandidat terkuat masih belum juga terlontar dari para pengurus dan kalangan ulama.
"Kandidat Ketua Umum MUI masih wallahu a'lam," kata Steering Committee Panitia Kongres Umat Islam Indonesia, Slamet Effendy Yusuf saat dihubungi Republika pada Kamis (20/8) sore.
Slamet menyebutkan jika hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui, termasuk tentang siapa yang akan terpilih sebagai Ketua Umum MUI ke depan untuk menggantikan Prof Din Syamsuddin.
Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Ni'am Sholeh ikut menegaskan, kalau MUI sudah memiliki mekanisme tersendiri, dalam memilih dan menentukan sosok yang akan memimpin MUI kedepan. Menurutnya, perihal siapa yang akan menjadi memimpin MUI bukan menjadi satu-satunya isu dalam MUnas MUI nanti.
Asrorun menekankan, tidak ada dikotomi dalam pemilihan Ketua Umum MUI. Yang ada hanyalah konsensus dan komitmen apabila salah satu formatur akan berasal dari Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Hal itu, lanjut Asrorun, diberikan sebagai representasi dari organisasi Islam yang ada di Indonesia.
Musyawarah Nasional Majelis Ulama Indonesia ke-9 sendiri akan diselenggarakan di Surabaya, Jawa Timur, pada tanggal 24-27 Agustus 2015 nanti. Rencananya, penyelenggaraan Munas MUI akan dibuka oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, serta akan ditutup oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla.