Jumat 21 Aug 2015 18:06 WIB

Awalnya Ustaz Syein Disangka ISIS, Selanjutnya..

Dai Sahabat Masyarakat (Dasamas) AL Azhar Peduli Ummat Ustadz Muhammad Syein
Foto: APU
Dai Sahabat Masyarakat (Dasamas) AL Azhar Peduli Ummat Ustadz Muhammad Syein

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Paham radikal yang disebarkan oleh kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) ternyata membekas di benak setiap lapisan masyarakat. Imbasnya, ternyata terasa hingga ke lingkungan Dusun Watujaran, Desa Sikapat, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Sebagai salah satu desa binaan, Al Azhar Peduli Ummat menempatkan seorang Dai Sahabat Masyarakat (Dasamas) Ustadz Muhammad Syein (30 tahun) sebagai juru dakwah dan pendamping desa.

Namun, yang dialami Ustadz Syein sungguh di luar dugaan. Warga setempat menuduhnya sebagai salah satu anggota jaringan ISIS yang akan menyebarkan paham sesat di desa tersebut.

Pengaduan warga ditindaklanjuti oleh pengurus NU setempat dengan memanggil sang ustadz.

“Saya menjelaskan bahwa alasan kedatangann saya adalah untuk menjadi pendamping desa yang diutus Al Azhar Peduli Ummat dalam program pemberdayaan desa Indonesia Gemilang,” ungkap Ustadz Syein, Jumat (21/8).

Kemudian, Ustadz Syein mendekati tokoh masyarakat setempat yangmenjadi Ketua Saung Ilmu Desa Sikapat, Sofyan. Barulah kemudian warga perlahan menerima kedatangan sang Dasamas.

Satu tahun menjadi pendamping desa, perubahan terlihat di desa ini. Kegiatan keagamaan dan pengajian rutin. Padahal, sebelumnya desa ini sangat sepi dari kegiatan keislaman. Kegiatan peringatan hari besar Islam juga selalu ramai dan diikuti warga dengan antusias.

Berkat kegemarannya pada dunia pemberdayaan desa, Ustadz Syein juga berhasil mengajak masyarakat untuk menerapkan program Dapur Hidup di pekarangan mereka.

“Warga sangat bahagia, karena dengan program ini mereka bisa menurunkan angka belanja rumah tangga, dan dananya bisa dialokasikan untuk tabungan dan pendidikan,” jelas Ustadz Syein.

Mengingat besarnya minat masyarakat dengan program ini, Ustadz Syein akan menerapkan program Tabungan Gemah Ripah di desa ini. Yaitu, menabung dengan menyetorkan sayur mayur ke pengurus.

Setoran itu akan dicatat dan pengurus tabungan akan menjualnya ke pasar atau tengkulak. Hasil penjualan itu akan menjadi tabungan masyarakat yang dapat diambil sewaktu-waktu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement