Jumat 21 Aug 2015 21:25 WIB

Peternak Lokal Minta Perusahaan tak Timbun Ayam

Rep: Sonia Fitri/ Red: Maman Sudiaman
Ayam potong
Ayam potong

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) Ade M Zulkarnain meminta agar perusahaan besar peternakan ayam tak menimbun ayam ataupun meninggikan harga. Hal tersebut guna mengembalikan harga daging ayam agar stabil di pasar.

"Kalau ada saling keterbukaan antara perusahaan besar dan pedagang, tidak akan ada masalah," kata dia pada Jumat (21/8). Permasalahan bermula ketika peternak kecil tidak berproduksi di momen lebaran. Sementara, perusahaan peternakan yang memiliki stok ayam meninggikan harga sehingga para pedagang ayam pun ikut menjual dengan harga tinggi.

Melambungnya harga ayam, lanjut dia, diprediksi akan selesai dalam hitungan pekan. Namun ia meminta ahpgar pemerintah tak bersikap reaktif serupa pemadam kebakaran. Seharusnya pemerintah meninjau ulang kebijakan peternakan nasional yang komprehensif yang berdasarkan data faktual di lapangan. Tinjauan dapat dimulai dengan berhenti mendiskriminasi komoditas protein.

"Selama ini pemerintah cenderung berfokus pada melulu sapi, padahal yang banyak dikonsumsi itu ayam, harganya pun lebih terjangkau masyarakat pinggiran," kata dia. Ia menerangkan, sapi hanya berkontribusi sebanyak 17 persen dari konsumsi nasional. Sementara konsumsi daging ayam bisa hingga 68 persen per tahun.

Adapun konsumsi per kapita daging ayam masyarakat indonesia 7,8 kg per tahun. Jumlah tersebut berbanding jauh dengan Malaysia yang sudah tingkat konsumsi perkapitanya mencapai 34 kg. Oleh karena itu, perlu dilakukan penghitungan dan kajian ulang terhadap skala prioritas alokasi dana APBN. Di mana alokasi dana seharusnya ditujukan untuk mengembangkan komoditas yang betul-betul menyentuh kebutuhan masyarakat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement