Ahad 23 Aug 2015 07:21 WIB

Wanita Yahudi Temukan Kedamaian Usai Dengar Lantunan Adzan

Rep: c27/ Red: Damanhuri Zuhri
Adzan
Adzan

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Perjalanan mencari kedamaian terkadang justru datang dari hal-hal tak terduga. Sandra, seorang wanita kelahiran keluarga Yahudi terpesona dengan lantunan azan.

Saat Jerman dalam keadaan genting tahun 1957, Sandra dan keluarganya bermigrasi dari Mannheim, Jerman, menuju Kanada. Mereka bersembunyi selama peperangan berlangsung. Beberapa keluarganya tertangkap dan dimasukkan dalam kamp.

Setelah perpindahan tempat tinggal tersebut, kedua orang tua Sandra bersepakat memulai hidup baru. Keluarga ini berusaha keras menjadi orang Kanada hingga mengubah nama mereka, namun Sandara justru tetap pada keyakinannya sebagai Yahudi karena merasa masih ada hal yang perlu ia cari dan ketahui.

Pencarian pertamanya bermula saat gadis berusia 13 tahun tahun 1970-an ini mengetahui Cat Stevens masuk Islam. Cat Stevens mengubah namanya menjadi Yusuf Islam dan membuat Sandra ingin mengetahui tentang Islam.

Tahun 2005 menjadi titik balik Sandra mengenal Islam. Setelah dua minggu kematian ibunya karena penyakit kanker, ia terbang menuju India. Saat itu merupakan bulan Ramadhan.

Saat hari pertama di India, ia sedang tidur dan terkagetkan dengan suara adzan pukul lima pagi. Ia merasa ada kekuatan dalam suara adzan tersebut.

"Aku pergi ke jendela dan berdiri di sana dan merasa perasaan kebahagiaan lengkap, perdamaian yang bisa dirasakan. Itu adalah momen yang membuat aku mengambil lompatan itu, lompatan iman," ujar Sandra yang mengubah namanya menjadi Selma setelah bersyahadat masuk Islam, dilansir dari OnIslam, Ahad (23/8).

Awal perjalanan Selma masuk Islam memang penuh kegugupan. Ia harus memperkenalkan diri kembali kepada teman dan keluarga bahwa ia berpindah agama, terlebih lagi saat ia memutuskan menggunakan jilbab.

Untung saja, Selma berada di Kanada, ia merasa memiliki perbedaan jika berada di Amerika Utara. Di Amerika Utara, melihat seorang wanita berjilbab sebagai tertindas dan tunduk, sedangkan di Kanada individu diberikan kebebasan untuk memilih. Ia dapat merasakan kedamaian dan ketenangan setelah memeluk ajaran Islam.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement