REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama dengan Badan Musyawarah Masyarakat Betawi (Bamus Betawi) menggelar Perhelatan Lebaran Betawi di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Ahad (23/8). Acara yang telah digelar delapan kali ini mengusung tema 'Merajut Silaturahmi Menuju Kemenangan'.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, momen Lebaran Betawi kali ini menjadi saat untuk mengembalikan orang-orang Betawi seperti kebudayaan yang lahir sejak dulu. Mulai dari perilaku orangnya hingga tempat tinggalnya. Salah satunya, Basuki menyebut soal Sungai Ciliwung dulunya.
"Kita sudah pelajari ternyata Ciliwung yang lama itu orang Betawi menikmati karena tepiannya ada pohon rindang," kata pria yang akrab disapa Ahok dalam sambutannya, Ahad (23/8).
Menurutnya dahulu Ciliwung bersih dan nyaman. Namun seiring waktu dan banyaknya pendatang, sungai yang menjadi ikon banjir Jakarta itu beribah fungsi. Sepanjang bantaran yang sedia kalanya banyak tumbuh pohon rindang justru dibabat menjadi perkampungan kumuh.
Mantan Bupati Belitung Timur ini menyebut orang Betawi terkenal cerdas. Jadi, kata dia, tidak mungkin mengotori sungainya sendiri. Tapi melihat kondisi saat ini, kata dia, warga bahkan bisa mengubur mayat di dalam sungai.
"Pendatang ini yang menebangi pohon menduduki sungai. Memasang jebatan untuk nampung sampah. Orang betawi terkenal cerdas tidak mungkin nanam di dalam sungai. Kita kembalikan seperti dulu," ujarnya.
Dalam acara ini juga hadir jajaran pejabat Pemprov dan DPRD DKI Jakarta. Tak hanya menampilkan kesenian Betawi, banyak bazar yang disediakan untuk memperkenalkan kuliner khas Betawi.