REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Harga tomat di Kabupaten Sleman yang semakin rendah cukup merugikan pedagang. Hal ini dirasakan betul oleh salah seorang penjual tomat di Pasar Sleman, Rusmiyati (60). Saat ini harga buah berwarna merah itu sekitar Rp 2.000 per kilogram. Padahal, harga sebelumnya harga mencapai Rp 8.000 per kilogram.
"Sudah sekitar dua bulan ini harganya anjlok, kalau begini terus ya rugi," ungkap Rusmiyati di lapaknya, Selasa (24/8).Ia mengatakan hasil panen yang melimpah dan melebihi kebutuhan pasar menjadi penyebab turunnya harga tomat. Bahkan banyak persediaan tomat yang tidak terjual.
Akibatnya tidak sedikit tomat yang harus dibuang karena busuk. Padahal tomat segar hanya bisa bertahan tiga hari. Guna mengurangi kerugian, pedagang memilih mengurangi stok tomat. Meskipun sebenarnya penyetor menawarkan untuk menambah pasokan.
Di sisi lain, harga komoditas cabai justru terus naik. Misalnya cabai merah keriting, harganya saat ini mencapai Rp 35 ribu per Kg. Padahal sebelumnya hanya Rp 20 ribu per kilogram. Sedangkan harga cabai rawit, per kilogram dipatok dengan harga Rp 60 ribu.
"Sudah satu bulan ini harganya terus naik. Kondisi ini terjadi karena panennya belum banyak," kata pedagang sayur Pasar Sleman, Tuminah (60). Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran bagi pedagang. Karena pedagang harus berspekulasi dengan harga yang belum stabil.
"Sekarang banyak yang memilih tidak menjual cabai rawit karena harganya tinggi," ujarnya. Sementara itu, harga komoditas lain masih stabil. Seperti komoditas ayam yang sudah turun menjadi Rp 32.000 per kilogram, dari awalnya Rp 35 ribu per kilogram. Adapun harga telur ayam Rp 22.500 per kilogram.