Kamis 27 Aug 2015 10:36 WIB

Gelombang Islam di Chechnya tak Terbendung

Rep: C33/ Red: Ilham
Muslim Ceko
Foto: AP
Muslim Ceko

REPUBLIKA.CO.ID, PRAHA -- Ketika Ramzan Kadyrov ditunjuk menjadi presiden Republik Chechnya pada 2007, pemerintahnya meningkatkan kampanye tentang Islam. Melalui peningkatkan citra Islam diharapkan bisa meminimalisasi efek Islamofobia.

Saat itu, Kadyrov bertujuan mempromosikan Islam sekaligus memperkuat identitas Chechnya setelah dua dekade perang berlangsung. Langkah itu terbilang tajam dan berani kala Chechnya baru terlepas dari wilayah negara Rusia. Sebelumnya, rezim ateis Uni Soviet berdiri di sana. Sebelum Chechnya melepaskan diri, seorang wanita Muslim dipaksa membakar jilbabnya.

Namun kini, penggunaan jilbab diperbolehkan baik di lingkungan sekolah maupun umum. Terlebih lagi, banyak wanita Cheska menjadi generasi pertama di keluarganya yang mengenakan jilbab.

Peningkatkan jumlah populasi Islam di Chechnya turut ditunjang dengan jumlah masjid. Tercatat, ada sekitar 700 masjid berdiri kokoh di Chechnya. Selain itu, sebagai simbol kebangkitan Islam didirikan pula sekolah Hafiz untuk tempat belajar Alquran. Sekolah itu dibuka di kampong halaman Kadyrov di Tsentaroi pada 2010. Anak perempuan tertua Kadyrov, Aishat menjadi hafiz pertama di Chechnya.

Sampai hari ini, Chechnya telah memiliki lima cabang sekolah Hafiz. Di setiap sekolah tersebut, pria berusia 10 tahun atau lebih belajar Alquran selama tiga tahun. Tujuannya untuk memahami Islam dan mengajarkan mereka yang tidak mengetahui prinsip Islam.

"Sangat sulit belajarnya, tapi dengan bantuan Allah saya berhasil menyelesaikan studi, orang tua saya bangga akan hal itu," ujar salah satu lulusan seperti dilansir dari Roads & Kingdoms.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement