REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Ketua Umum partai Golkar hasil musyawarah nasional (munas) Ancol, Yorrys Raweyai temui Wakil Ketua Umum Golkar hasil munas Bali, Setya Novanto di kompleks parlemen Senayan, Kamis (27/8). Pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu dilakukan di kantor Novanto yang juga Ketua DPR RI.
Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas permasalahan internal partai Golkar. Yaitu soal perkembangan pemilihan kepala daerah serentak, serta kemungkinan untuk islah secara komprehensif. Yorrys yang menjadi waketum Golkar kubu Agung Laksono ini mengaku pembahasan dengan waketum Golkar kubu Aburizal Bakrie juga soal perkembangan islah yang mungkin terjadi antara dua kubu.
“Ngomong hasil penetapan pilkada, dan ada hal-hal lain di depan, yaitu tahap awal rekonsiliasi inisiatif Pak JK (Jusuf Kalla) karena sudah bagus,” kata dia di kompleks parlemen Senayan, Kamis (27/8).
Menurut Yorrys, pembahasan juga terkait soal masih terhambatnya pendaftaran calon kepala daerah dari partai Golkar di pilkada serentak 9 Desember nanti. Dua kubu partai berlambang pohon beringin ini berupaya untuk melakukan konsolidasi terkait pilkada.
Sebab, dua kubu sudah sepakat membentuk tim penjaringan yang beranggotakan 10 orang, perwakilan dari dua kubu yang berkonflik. Tim inilah yang bertugas menjaring nama-nama calon kepala daerah yang diusung Golkar.
Hasilnya, imbuh Yorrys, sebagian besar calon kepala daerah yang diusung oleh Golkar lolos dalam penetapan yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Meskipun, ada beberapa calon yang belum sempat ada penyamaan nama calon kepala daerah.
Antara lain, di wilayah Papua dan Sulawesi Utara. Dari, pelaksanaan pilkada di 269 daerah, tim penjaringan Golkar sudah menyepakati untuk mengusung 219 nama calon daerah. “Di Kabupaten Pegunungan Fakfak, Papua Barat, dan Sulawesi Utara masih ada kendala, ini yang coba kita konsolidasikan,” imbuh Yorrys.
Ketua Umum Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) itu menambahkan, dua kubu di partai Golkar perlu melakukan islah secara lebih komprehensif. Terlebih islah komprehensif ini juga didukung dengan adanya konsolidasi selama proses pilkada dilakukan. Yaitu, selama proses pelaksanaan pilkada, komunikasi antar dua kubu yang bersengketa menjadi intensif.
Sementara itu, Setya Novanto enggan memberikan komentar apapun terkait pertemuannya dengan Yorrys di kantor ketua DPR RI. Ketika keluar dari kantornya, Novanto langsung menuju mobil dinas yang sudah menunggu di depan pintu gedung nusantara III DPR RI.