REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sebagai upaya melihat nilai-nilai Islam yang berada pada suatu kota di Indonesia, Maarif Institute akan melakukan sebuah riset Indeks Kota Islami (IKI).
Menurut Ketua Tim Riset Indeks Kota Islami Maarif Institute, Ahmad Imam Mujadid Rais parameter IKI tidak hanya akan dilihat dari segi aspek agama saja, namun memiliki aspek aman, sejahtera, dan bahagia.
"Banyak harapan Indonesia menjadi pusat kebangkitan beradaban Islam dunia, degan melihat Timur Tengah sedang kisruh, seperti adanya ISIS," ujar Imam dalam acara Public Expose Indeks Kota Islami di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Kamis (27/8).
Terlebih lagi, menurutnya melalui sebuah riset dari University of Washington, Indonesia menempati kota ke-140 dari 170 negara yang memiliki nilai-nilai Islami.
"Ada peningkatan orang sadar akan beragama, namun sayangnya lebih pada aspek formalis, jadi kita cuma bisa melihat peningkatan orang yang naik haji, ceramah-ceramah agama," ujarnya.
Melihat hal tersebut, Maarif Institute menggunakan pendekatan beberapa dimensi tidak hanya keagamaan, namun juga kepemimpinan dan tata kelola pemerintahan, peradaban, kemakmuran dan keunggulan, yang mendasarkan pada metodologi dengan sumber-sumber Alquran dan hadis.
“Dengan menggunakan metodologi maqashid syariah, perancangan IKI disusun dengan mempertimbangkan enam prinsip, yaitu menjaga harta benda, menjaga kehidupan, menjaga akal, menjaga agama, menjaga keturunan dan menjaga lingkungan,” urai Imam.
Melihat enam prinsip tujuan syariah tersebut, tim riset ini mendefinisikan bahwa Kota Islami merupakan sebuah kota yang aman, sejahtera, dan bahagia. Terlepas dari kota itu memiliki umat Islam mayoritas atau perda-perda syariah yang diberlakukan.