Kamis 03 Sep 2015 15:56 WIB
PAN jadi parpol pendukung pemerintah

Zulkifli: PAN Bergabung ke KIH Demi Negara

Zulkifli Hasan
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A.
Zulkifli Hasan

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengatakan PAN bergabung ke dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH) merupakan upaya untuk mendahulukan kepentingan bangsa dan negara.

"Ada panggilan lebih besar, panggilan bangsa, panggilan NKRI. PAN berusaha mendahulukan itu politik kebangsaan, tentu kita akan mengutamakan panggilan yang lebih besar, panggilan untuk kesejahteraan rakyat indonesia, kepentingan NKRI itulah yang kita dahulukan dengan mengurangi kepentingan kelompok dan golongannya," katanya, Kamis (3/9).

Menurut dia, perdebatan tentang KIH dan Koalisi Merah Putih (KMP) sudah tidak tepat untuk saat sekarang karena partai politik (parpol) harus hadir di tengah-tengah rakyat.

"Parpol harus hadir di tengah-tengah rakyat, apalagi rakyat kita ada kesulitan. Harga-harga sekarang luar biasa tingginya, pengangguran meningkat," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, PAN mengambil jalan tengah untuk mendukung dan bergabung dengan KIH untuk menyukseskan pemerintah.

Meski telah bergabung dengan KIH, dia mengatakan bahwa PAN tetap akan kritis terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla karena mengkritisi merupakan tugas semua pihak dalam negara.

"Kritis itu kan membangun, wajib dilaksanakan semua pihak, caranya kan beretika dan santun," katanya.

Disinggung mengenai restu yang diberikan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais terkait masuknya partai berlambang matahari terbit itu ke KIH, Zulkifli mengatakan bahwa pihaknya akan mendahulukan kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Pak Amien (Amien Rais) kalau sudah menyangkut NKRI akan terganggu ya seperti itu. Apapun (kepentingan) akan ditinggalkan, karena (NKRI) yang nomor satu," katanya.

Meskipun demikian, dia mengakui bahwa Amien Rais merupakan sosok petinggi PAN yang selalu kritis sehingga akan tetap bersikap kritis kepada pemerintah.

"Pak Amien tetap kritis, itulah sebagai guru bangsa, tokoh reformasi kalau enggak diingatkan siapa lagi," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement