REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebelum meninggalkan Badan Narkotika Nasiinal (BNN), Komjen Pol Anang Iskandar sempat menyampaikan beberapa pesan dan jimat terakhir kepada seluruh jajaran lembaga yang telah dipimpinnya sejak tahun 2012 tersebut.
"Saya ingin agar semuanya membantu dan mendukung penuh kebijakan dan implementasi Kepala BNN yang baru," kata Anang.
Anang juga berpesan supaya seluruh jajaran BNN menjaga laju prevalensi agar tidak meningkat dan kalau bisa turun. Karena, apabila laju prevalensi penyalahguna Narkoba tidak diperhatikan, maka bisa membuat Indonesia terancam mengalami lost generation.
Oleh karena itu, penting untuk tetap memperhatikan dan menjaga prevalensi agar hal tersebut tidak terjadi. Lebih lanjut Anang menegaskan, musuh utama BNN adalah uang. “Kalau kita sudah mulai tergiur oleh iming-iming uang dari bandar Narkoba, maka kita tidak bisa menangkap seperti saat ini, dan cenderung akan menangkap tebang pilih,” terang Anang.
Anang menambahkan bahwa seluruh jajaran BNN harus memiliki loyalitas dan dedikasi dalam melaksanakan tugas dengan tidak menghambur-hamburkan uang negara. “Saya pesan agar seluruh jajaran BNN untuk menjaga integritas dalam bekerja, karena kita mendapatkan hak-hak yang sudah diberikan negara,” tambah Anang.
Selain itu, Anang juga menitipkan jimat untuk menjawab semua tantangan BNN ke depan. "Saya titip Jimat. Jimat keteladanan, jimat team building, jimat peningkatan kemampuan, jimat keberhasilan yang dapat direplikasi setiap hari," ungkap Anang.
Untuk diketahui, Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Budi Waseso resmi bertukar posisi dengan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Anang Iskandar. Keputusan tersebut tertuang dalam Surat Telegram (TR) dengan nomor ST/1847/IX/2015 yang diterima Republika, Jumat (4/9).
Rencananya, pada hari ini, Senin (7/9) pagi akan diadakan serah terima jabatan sejumlah perwira tinggi yang dimutasi dalam TR tersebut, termasuk sejumlah Kapolda di berbagai daerah.