REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sejumlah peneliti sejak lama ingin mengetahui mengapa burung pengicau yang hidup diiklim tropis memiliki telur atau anak lebih sedikit dibandingkan jenis sama yang hidup diiklim temperate.
Thomas Martin dari University of Montana mencoba menganalisis pola pengeraman dan penetasan telur dari 20-30 spesies burung pengicau ditiga lokasi, yaitu Arizona yang beriklim musim atau temperate, serta Malaysia dan Venezuela yang tropis.
Dilansir dari IFL Science, Senin (7/9), burung tropis biasanya hanya menetaskan dua anak, sedangkan burung temperate bisa lebih dari empat anak. Martin mengatakan anak burung tropis tumbuh lebih panjang, sayapnya lebih maju, dan pertumbuhannya cepat. Mereka tidak lama menghabiskan waktu di sarang sehingga relatif aman dari predator.
Burung-burung temperate mengalami pertumbuhan sayap lebih lama, sehingga kualitas keturunan adaptif yang dihasilkan lebih sedikit. Atas dasar alasan ini burung-burung temperate bisa menghasilkan telur lebih dari empat butir karena anakannya akan mengalami seleksi alam.
Jenis yang tidak adaptif dan kuat akan mati. Risiko kematian burung-burung temperate lebih besar, misalnya mereka harus bertahan dimusim dingin dan melakukan migrasi.