REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gereja Injili di Indonesia (GIDI) meminta agar dua tersangka dalam insiden Idul Fitri di Tolikara, Papua dibebaskan. GIDI pun tidak menjamin pelaksanaan shalat Idul Adha berjalan aman apabila dua tersangka tersebut tidak dibebaskan.
Kapolda Papua, Irjen Paulus Waterpauw mengatakan, pendekatan persuasif terhadap semua pihak di Tolikara tetap akan dilakukan. Meskipun GIDI tidak menjamin pelaksaan shalat Idul Adha berjalan lancar. "Masalah keamanan aparat yang menjamin," ujar Paulus, saat dihubungi, Selasa (8/9).
Sejauh ini, situasi di Tolikara kondusif jelang Idul Adha. Polda Papua, lanjutnya, akan menempatkan pasukan di daerah Tolikara sebanyak satu peleton. Terkait permintaan GIDI terhadap dua tersangka agar dilepaskan, Paulus masih akan melakukan pembicaraan dengan tokoh setempat. Sehingga tuntutan mereka dapat dicarikan solusi.
Sebelumnya, Ketua Komite Umat (Komat) untuk Tolikara, Ustaz Bachtiar Nasir mengatakan, GIDI telah melakukan pertemuan dengan Menko Polhukan, Luhut Pandjaitan. Mereka menuntut tiga hal diantara pembebasan dua tersangka tersebut.
Mereka mengancam apabila tidak dibebaskan tidak menjamin pelaksanaan Idul Adha di Tolikara terlaksana. Namun, Luhut menolak permintaan tersebut. Menurut Luhut tersangka harus tetap diproses hukum.