Kamis 10 Sep 2015 16:05 WIB

ISIS Dikhawatirkan Ancam Ibadah Haji

Rep: Gita Amanda/ Red: Bilal Ramadhan
suasana masjidil haram di makkah, arab saudi
Foto: dok. maktour
suasana masjidil haram di makkah, arab saudi

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah diperkirakan sedang memperluas jangkauannya di Arab Saudi dengan melebarkan ruang lingkup serangan hingga memetakan cara baru perekrutan anggota.

Tekad mereka menjatuhkan keluarga kerajaan Arab Saudi yang merupakan sekutu Amerika Serikat, menyuarakan keprihatinan bahwa itu bisa mengancam ibadah haji akhir bulan ini. Sejauh ini, kehadiran kelompok ISIS di kerajaan tampak dalam tingkat yang masih rendah.

Namun kelompok militan tersebut telah mengklaim melakukan empat kali serangan bom signifikan sejak Mei, ke wilayah Saudi dan sekitarnya termasuk ke Kuwait. Serangan tersebut dinilai sebagai bagian dari retorika, untuk melemahkan legitimasi keluarga kerajaan Al-Saud.

Selama ini seperti diketahui, keluarga Al-Saud mengklaim telah menerapkan hukum Islam dan menjadi pelindung situs paling suci umat Islam yakni Makkah dan Madinah. Analis Arab Fahad Nazer mengatakan, bahwa sangat jelas kelompok ISIS dan pendukungnya menjadikan Arab Saudi sebagai target utama.

"Karena Mekkah dan Madinah merupakan hadiah utama mereka," ungkapnya.

Ini dibuktikan dengan serangan bulan lalu, di mana ISIS mengklaim bertanggung jawab atas sejumlah serangan ke Saudi. Militan yang mengaku setia kepadanya telah melancarakan dua pemboman di timur Saudi pada Mei dan satu pemboman di Kuwait City pada Juni. Semua serangan menargetkan masjid Syiah dan menewaskan 53 orang.

Pada Agustus, pembom bunuh diri menyerang sebuah masjid di komplek polisi di Abha, selatan Makkah. Insiden menewaskan 15 orang, 11 diantaranya bagian dari pasukan keamanan kerajaan yang bertugas melindungi haji.

Hal senada disampaikan analis keamanan Teluk di Institut Washington Lori Boghardt. Menurutnya, tak akan mengejutkan jika ISIS menargetkan serangan pada pelaksanaan haji. Terutama menurut Boghardt sejak ISIS meluncurkan operasi serigala. Tahun ini menurutnya, haji yang dimulai 21 September akan menarik hingga tiga juta Mulsim dari seluruh dunia.

Analis Senior di perusahaan keamanan dan konsultasi JTG Inc Nazer mengatakan, serangan langsung ke jamaah saat ritual haji bisa berpotensi menyebabkan kerusakan atau korban besar. Tapi ada target potensial lain yang diincar ISIS, yakni kelompok jamaah dari negeri Syiah seperti Iran. Sebab dalam pelaksanaan haji umumnya jamaah bergerak bersama-sama dengan kelompok negara mereka.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement