REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengundian babak delapan Piala Presiden telah berlangsung Jumat (11/9). Tim juara grup akan bertemu tim runner up masing-masing grup.
Persebaya United yang lolos ke babak delapan besar akan menjamu Sriwijaya FC pada 19 atau 20 September. Sayangnya, Persebaya tidak menggunakan Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) sebagai home base-nya. Pasukan Ibnu Grahan akan meminjam Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar untuk menjamu Sriwijaya FC.
Terkait perpindahan home base itu, ada tiga faktor yang menyebabkan Bajul Ijo mengungsi ke Pualau Dewata. Pertama terkait biaya, sebab di Bali akomodasi Persebaya akan lebih murah mengingat CEO Persebaya, Gede Widiade memiliki hotel sendiri.
Kedua, Persebaya United juga sudah familiar di Bali. Selanjutnya, dengan tidak menggunakan Stadion GBT juga untuk mencoba menghindari masalah. Sebab sengketa dualisme Persebaya sampai sekarang masih berlanjut.
Pernyataan itu disampaikan langsung oleh manajer Persebaya Harry Ruswanto. Meski demikian hal itu tak menyurutkan ambisi Persebaya United untuk bisa mengalahkan Sriwijaya FC. Dia berharap pendukung Persebaya, Bonek dapat memaklumi keputusan manajemen, sehingga Turnamen Piala Presiden dapat berjalan lancar.
"Ada dua Bonek di Surabaya. Persebaya ini kan target sehingga sebelumnya harus berganti nama," kata pria yang kerap disapa Gendhar itu di Hotel Royal Kuningan, Jumat (11/9).
Penentuan jadwal delapan besar sendiri akan ditentukkan pada hari Senin (13/9) mendatang. Rencananya dalam satu hari akan ada dua pertandingan, masing-masing pukul 15.00 WIB dan 18.00 WIB. Hal ini disampaikan oleh CEO Mahaka Sports and Entertainment, Hasani Abdul Gani di Hotel Royal Kuningan.
"Kami harap Piala Presiden dapat berjalan lancar dan meriah hingga babak final nanti," kata Hasani.