REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Baitulmaal Muamalat (BMM) menyelenggarakan acara seminar sehari: Teori dan Praktik Penulisan Fiksi, pada Sabtu (12/9) di Depok, Jawa Barat. Acara tersebut menghadirkan dua narasumber, yaitu Boim Lebon & Sudiyanto.
Ketua FLP Pusat, Sinta Yudisia mengatakan, banyak pengalaman luar biasa yang didapatkan dari menulis. Tidak sekedar mengikat ilmu, tapi juga perantara dikabulkannya doa. Dari karyanya, penulis dapat mengunjungi tempat-tempat yang ada dalam doa-doanya.
Dahulu, ia berdoa agar bisa mengunjungi negeri-negeri Muslim. Impian itu tercapai, dan ia berangkat ke Palestina pada tahun 2010. “Menulis dan membaca adalah satu pekerjaan ulama yang sudah mulai ditinggalkan umat Muslim saat ini,” ujar Sinta Yudisia, Ketua Forum Lingkar Pena (FLP) Pusat dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (17/9).
Di hadapan 45 orang peserta, ia menyampaikan kebahagiaan sebagai seorang penulis. Ada kebahagiaan tersendiri bagi seorang penulis. Tidak sekedar berharap royalty, namun lebih daripada itu yaitu adanya kepuasan batin.
Sudiyanto, salah satu Ketua FLP Pusat, mendorong peserta agar semangat menulis. Sebab, orang-orang hebat dulu adalah seorang penulis. Menurut dia, Soekarno, Hatta, dan Natsir adalah para penulis luar biasa. Sudi, panggilan akrabnya, menyontohkan Natsir ketika di pesawat, dari Bandara Soetta ke Jeddah, Natsir bisa menghasilkan bahan untuk buku, padahal hanya menggunakan ketik manual.
Sudi memberi tantangan kepada peserta yang semuanya adalah penerima beasiswa BMM, untuk membuat buku dari acara ini. Tidak main-main, dia meminta agar penulisannya diberi deadline, sehingga peserta tidak mengulur-ulur waktu lagi. Karena baginya menulis adalah sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Sang Pencipta.
Sebanyak 5 orang peserta mendapatkan penilaian terbaik dari narasumber. Mereka ditugasi menulis tentang Baitulmaal Muamalat untuk dinilai narasumber pada saat itu.