Jumat 18 Sep 2015 18:36 WIB

Wafat Karena Musibah Jatuhnya Crane Tergolong Syahid?

Red: Agung Sasongko
Seorang calon jamaah haji menunjuk ke arah crane proyek perluasan masjid yang jatuh di Masjidil Haram, Makkah, Sabtu (12/9).   (Reuters/Mohamed Al Hwaity)
Seorang calon jamaah haji menunjuk ke arah crane proyek perluasan masjid yang jatuh di Masjidil Haram, Makkah, Sabtu (12/9). (Reuters/Mohamed Al Hwaity)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Namun, apakah keutamaan, kemuliaan, dan derajat orang yang hanya shalat sunah ini benar-benar bisa disamakan dengan orang yang berangkat haji? Tentu saja tidak. Untuk berangkat haji dan umrah butuh biaya, waktu, dan tenaga yang banyak.

Demikian pulalah orang yang mendapatkan syahid sughra. Mereka hanya mendapatkan pahalanya.

Adapun ke- utamaan-keutamaan lainnya, seperti dipandang hidup di sisi Allah SWT dengan mendapatkan rezeki, kebahagiaan, dan rahmat (QS Ali Imran [3] 169-171), dipersilakan masuk surga (QS Yasin[36]: 25-26), disebut sebagai jalan orang yang mendapatkan nikmat (QS an-Nisaa [4]: 69), mendapatkan ampunan (QS Ali Imran [3]:

157), diberikan pahala yang sangat besar (QS an-Nissa' [4]: 74), dilindungi dari fitnah (HR Nasa'i), diizinkan memberi syafaat ber-sama dengan para Nabi dan ulama (HR Ibnu Majah), serta berbagai keutamaan lainnya.