Sabtu 19 Sep 2015 15:09 WIB

Korban Pencabulan Oknum Pendeta Mulai Diterapi Psikolog

Rep: C37/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pencabulan (ilustrasi)
Foto: bhasafm.com
Pencabulan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI – Komisioner Bidang Advokasi Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi Rury Arief Rianto menyebutkan bahwa pihaknya sudah mulai melakukan terapi psikis agar CV (15 tahun), korban pencabulan oleh oknum pendeta Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), bisa kembali bersosialisasi dan bersekolah lagi.

“Sudah mulai diterapi psikisnya, konselingnya di Pemkot. Konselingnya baru sekali, Senin yang lalu,” kata Rury kepada Republika, Sabtu (19/9).

Konseling dan terapi ini awalnya dijadwalkan seminggu sekali, namun Rury meminta psikolog untuk melakukan konseling lebih sering untuk sementara ini. Agar korban lebih terbuka dan bisa mulai bersekolah lagi. “Karena biar dianya mau sekolah lagi, biar nggak malu lagi,”imbuh Rury.

Rury menuturkan, pihaknya memang mengupayakan agar kasus CV ini tidak diketahui oleh orang di lingkungan tempat tinggalnya. Beberapa kali pertemuan dengan pihak gereja GPPS pusat, anggota DPRD serta Sekjen KPAI Pusat dilakukan di tempat lain selain rumah korban.

Hal itu dilakukan agar tetangga dan warga sekitarnya tidak mengetahui masalah CV dan membuat anak itu lebih depresi lagi karena malu. “Rumahnya kan di sekitar Pasar Proyek. Karena disitu kan nggak kondusif, takutnya kanan kirinya nanya ada apa. Makanya waktu bertemu dengan pihak gereja di Nic Cafe Resto, ketemu KPAI itu dipindahin ke rumah sepupunya di Perumahan Taman Kebayoran,”jelas Rury.

Upaya-upaya itu dilakukan agar CV bisa hidup dengan normal kembali. Selain itu, pihaknya juga mengupayakan agar pendeta cabul itu bisa segera ditangkap dan dipidanakan. Untuk itu, Rury meminta media juga membantu mengangkat kasus ini dan dapat segera menangkap pendeta yang disinyalir saat ini kabur itu.

“Pokoknya gimana caranya biar kasus keangkat. Saya dapat informasi kalau si pendeta itu lagi disana (Ungaran). Di tempat doa itu. Harus segera ditangkap dan dipidanakan,” tegasnya.

Sebelumnya, Heny Utari Tim Psikolog dari BP3AKB menyebutkan bahwa saat ini korban mengalami kecemasan luar biasa, kehilangan kepercayaan diri, dan trauma psikis.

"Karena kejadian ini dia mengalami kecemasan yang luar biasa, trauma psikis, lost confidence sampai tidak mau sekolah sama sekali. Kita motivasi terus agar mau kembali bersekolah,"katanya di rumah keluarga korban, Taman Kebayoran Jalan Prapanca 2 Desa Setia Mekar, Kec. Tambun Selatan, Kab. Bekasi, Jumat (18/9).

CV (15 tahun) merupakan korban pencabulan oleh oknum pendeta bernama Djoko Martanto (57 tahun), sejak berumur 12 tahun. Saat berumur 12 tahun korban sempat hamil dan disuruh kabur oleh ke Malang oleh pendeta tersebut untuk melahirkan. Saat ini kasus ini sedang dalam proses penyelidikan di Polda Metro Jaya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement