Senin 21 Sep 2015 15:36 WIB
Pilkada 2015

Pilkada Tangerang Kian Memanas

Walikota Tangsel Airin Rahmi Diani bersaksi dalam kasus korupsi pengadaan alkes (alat kesehatan) untuk terdakwa anak buah suaminya Tubagus Chaery Wardana (Wawan) Dadang Priyatna di Pengadilan Tipikor Serang, Banten, Selasa (15/9).
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Walikota Tangsel Airin Rahmi Diani bersaksi dalam kasus korupsi pengadaan alkes (alat kesehatan) untuk terdakwa anak buah suaminya Tubagus Chaery Wardana (Wawan) Dadang Priyatna di Pengadilan Tipikor Serang, Banten, Selasa (15/9).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Tangerang Selatan kian memanas. Saling serang oleh tim masing-masing pasangan calon (paslon) wali kota dan wakilnya untuk mempengaruhi pemilih tak bisa dielakkan. Sayangnya, serangan kepada paslon tertentu dilakukan dengan mencari-cari kesalahan.

Pengamat politik dari Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti mengatakan, dalam demokrasi saling serang antarkandidat hal wajar. Asalkan, serangan yang dilontarkan dilakukan dengan baik. Misalnya, kata dia mencontohkan, saling mengungkap kelemahan visi-misi dan program kerja lawan.

"Jika itu (saling ungkap kelemahan visi dan program kerja) sangat bagus, bukan menyerang terkait pribadi calon," kata Ray ketika dihubungi wartawan, Senin (21/9).

Termasuk mengungkap kelamahan dari calon petahana. Jika selama ini tidak dirasakan hasil kerjanya, disampaikan ke publik sehingga masyarakat mengetahuinya. Jika serangannya benar, menurut Ray, penyerang tentunya berharap masyarakat tidak akan memilihnya kembali.

"Dalam demokrasi itu biasa dan bagian dari pendidikan politik," kata Ray.

Dalam Pilkada Tangsel, pasangan petahana Airin Rachmi Diany­-Benyamin Davnie yang kerap jadi sasaran tembak para pesaingnya. Tim Airin-Benyamin menganggap berbagai serangan itu bertujuan bagaimana calon mereka didiskualifikasi sebelum pemilihan digelar.

"Serangan terlihat betul dicari-­cari. Ini jelas bertujuan untuk agenda besar mereka yaitu ingin agar pasangan Airin Benyamin didiskualifikasi. Itu tidak jantan sekali," ujar tim Airin-Benyamin, Imam Darma dalam keterangannya.

Pria yang akrap disapa Idar ini menduga paslon lain telah menyelenggarakan survei dan tampak atau mungkin tergambar kalau pasangan Airin-Benyamin sangat tinggi elektabilitasnya sehingga mereka frustrasi. Airin misalnya dilaporkan ke Bawaslu atas dugaan kampanye terselubung. Selain itu, Airin juga diserang lewat isu dugaan korupsi.

"Karena itu mungkin mereka akhirnya fokus menyerang, tidak lagi fokus berkampanye untuk menunjukan kelebihan­kelebihan dan program mereka," jelas Idar.

Idar mengajak semua kontestan Pilkada Tangsel untuk sama­sama berkampanye kepada pemilih. Ini penting agar pemilih tahu siapa calonnya, apa programnya. "Jadi mari fokus ke pemilih, jangan ke peserta pilkada lain," tutupnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement