Selasa 22 Sep 2015 14:32 WIB

Gangguan Listrik Sering Disebabkan Layang-Layang

Rep: C10/ Red: Angga Indrawan
Seorang anak bermain layangan di lahan kosong (ilustrasi).
Foto: Raisan Al Farisi
Seorang anak bermain layangan di lahan kosong (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sejak Januari sampai Agustus 2015 PLN Tasikmalaya mencatat ada sebanyak 127 kali gangguan penyulang. Gangguan tersebut diakibatkan oleh layang-layang. Akibatnya PLN menderita kerugian energi, material dan peralatan listrik. Selain itu banyak warga yang mengeluh akibat sering matinya aliran listrik.

Manajer PLN Rayon Kota Tasikmalaya, Iran Junaedi mengatakan, dari 127 kasus gangguan penyulang mengakibatkan banyak energi listrik tidak terjual. Tercatat 211.083 KWh yang terbuang. Menurutnya, jika diuangkan Rp 886 per KWh, maka kerugian yang diderita sampai Agustus 2015 sebesar Rp 187 juta. 

"Angka tersebut belum terhitung kerugian material dan peralatan listrik," kata Iran kepada Republika.co.id, Selasa (22/9).

Iran menjelaskan, wajar jika banyak warga yang mengeluh akibat arus listrik kerap mati. Menurutnya, banyak hal yang bisa membuat arus listrik konsleting dan mati mendadak. Salah satunya karena di musim kemarau banyak layangan yang menyangkut di kabel jaringan listrik.

Iran menjelaskan, memang akan sulit dibayangkan mengapa layang-layang bisa mengakibatkan korsleting dan arus listrik mati. Tapi berdasarkan hasil pemeriksaan petugas PLN di lapangan, banyak layang-layang yang diterbangkan dengan menggunakan kawat sebagi talinya.

"Di musim kemarau kali ini arus listrik sering mati penyebabnya hampir sebagian besar akibat layang-layang," ujar Iran.

Ia tidak melarang masyarakat untuk bermain layang-layang. Tapi ia mengimbau masyarakat yang main layang-layang agar jauh-jauh dari gardu listrik dan tidak menggunakan kawat sebagi talinya akan sangat berbahaya. Di samping membahayakan penggunanya, juga mengakibatkan keruskan.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement