REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kepala badan intelijen domestik Jerman pada Selasa (22/9) memperingatkan kelompok militan bisa memanfaatkan krisis pengungsi. Mereka disebut-sebut bisa berusaha merekrut pengungsi muda yang datang ke negara itu.
Presiden badan intelijen negara BfV Hans-Georg Maassen mengatakan ada kekhawatiran besar militan bisa mencoba mengambil keuntungan dari krisis imigran. Militan, menurut Maassen dapat mengkonversi dan merekrut para pencari suaka.
"Perhatian kami terutama difokuskan pada pengungsi muda yang tanpa ditemani siapa pun, mereka bisa menjadi mangsa empuk militan," ujar Maassen.
Pernyataan tersebut disampaikan beberapa jam setelah polisi menggerebek delapan properti di Berlin, termasuk masjid asosiasi. Mereka mencurigai properti digunakan oleh militan untuk mendukung pertempuran di Suriah.
Maassen mengatakan, jumlah umat Islam ultra-konservatif di Jerman meningkat menjadi 7.900 dibanding Juli lalu yang berjumlah 7.500. Sekitar 740 militan berasal dari Jerman telah melakukan perjalanan ke Suriah dan Irak.
Sepertiga dari mereka sekarang telah kembali ke Jerman, sementara 120 lainnya tewas. Maassen mengatakan belum ada bukti militan menyusup di antara para pengungsi. Gita Amanda