REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengungkapkan sekolah yang akan diprioritaskan ke depan.
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Hamid Muhammad mengatakan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) akan diprioritaskan dan mendominasi daripada tingkatan sekolah lainnya.
Hamid menerangkan, pemerintah berupaya memfasilitasi harapan orangtua dalam memandang pendidikan.
“Dengan lebih banyak SMK, pemerintah berharap harapan orang tua terhadap relevansi pendidikan bisa berubah,” ujar Hamid kepada wartawan di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Jumat (25/9).
Sejauh ini, Hamid mengungkapkan, banyak anak yang hanya mampu mencapai jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Mereka pun harus berada dalam kondisi menganggur dan tanpa keterampilan yang mumpuni.
“Kalau terdapat orang tua yang memang tidak berniat menyekolahkan anaknya hingga tingkat universitas, setidaknya bisa mendorong mereka bersekolah hingga SMK," kata dia.
Dengan cara demikian, Hamid berpendapat, potensi anak untuk mendapatkan pekerjaan pun bisa lebih besar.
Pemerintah akan menargetkan persentase SMK dan SMA sebanyak 60:40. Menurut Hamid, angka ini diharapkan bisa tercapai pada 2019 mendatang. Target ini, dia melanjutkan, akan berjalan bersama dengan program pengadaan sarana dan prasarana Wajib Belajar (Wajar) 12 Tahun.