Ahad 27 Sep 2015 22:45 WIB

Kelompok Radikal Sayap Kanan Jerman Siap Hadang Imigran

Sekelompok imigran tiba dengan bus di Munich, Jerman, Ahad (13/9). Jerman terpaksa melakukan pemeriksaan bagi imigran karena melonjaknya jumlah imigran di negara ini.
Foto: EPA
Sekelompok imigran tiba dengan bus di Munich, Jerman, Ahad (13/9). Jerman terpaksa melakukan pemeriksaan bagi imigran karena melonjaknya jumlah imigran di negara ini.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kepala Badan Intelijen Jerman Hans-Georg Maassen mengingatkan, Ahad (27/9), bahwa saat ini sedang berkembang kelompok radikal sayap kanan yang menentang migran, di tengah derasnya arus pengungsi serta aksi protes anti asing (xenophobia) yang disertai aksi kekerasan di berbagai kota.

"Apa yang kita saksikan dalam hubungannya dengan krisis pengungsi adalah terjadinya mobilisasi kelompok eksrim sayap kanan di jalan-jalan, selain itu juga ada kelompok ekstrim saya kiri yang menentang mereka," kata Hans-Georg Maasen seperti dikutip radio Deutschlandfunk.

Maasen kemudian menambahkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir semasa tugasnya, ia telah menyaksikan semakin meningkatnya kecenderungan untuk menggunakan kekerasan oleh semua kelompok, termasuk anti-fasis sayap kiri dan kelompok ektrim Islam.

Peringatan Maasen tersebut disampaikan di saat Jerman diperkirakan akan kedatangan sekitar satu juta migran sepanjang 2015, dan setelah demonstran anti migran bentrok dengan polisi di berbagai kota beberapa waktu lalu terutama di wilayah bekas Jerman Timur yang komunis. Polisi dan tentara terpaksa dikerahkan untuk mengawal dua bus yang mengangkut sekitar 100 orang migran, Sabtu malam saat menuju penampungan di Kota Niederau, di timur negara bagian Saxony.

Lebih dari 1.000 orang juga menggelar demo menentang pengungsi di berbagai kota di bagian timur negara bagian Mecklenburg-Pomerania Barat, Sabtu, termasuk di pantai Stralsund, dimama tiga orang cedera saat terjadi bentrok antara demonstran dan polisi. Di timur kota Leipzig, kelompok sayap kanan menggelar demonstrasi "Pertahankan Jerman" yang diorganisir aktivis anti-Islam dan diikuti sekitar 800 orang.

Namun menurut polisi, aksi protes tersebut mendapat tandingan sekitar 1.000 orang kelompok sayap kiri, sehingga kemudian terjadi saling lempar batu diantara kedua kelompok tersebut.

Sebelumnya di Bremen, beberapa orang tidak dikenal mencoba membakar tenda yang dibangun untuk menampung pengungsi mulai Oktober mendatang.

Menurut catatan Maasen, sepanjang tahun 2015 telah terjadi 22 kali serangan pembakaran terhadap penampungan atau tempat yang akan disediakan untuk menampung pengungsi .

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement