REPUBLIKA.CO.ID, KUTA -- Masyarakat Desa Adat Tuban, Kuta, Kabupaten Badung, Bali menggelar tradisi 'Perang api' di halaman Pura Dalam Kahyangan setempat pada bulan Purnama Kapat, Senin (29/9) malam.
Menurut Bendesa Adat Tuban, Wayan Mendra, tradisi perang api yang dilaksanakan warga setempat secara berkesinambungan setiap tahun itu bertujuan untuk membersihkan lingkungan sekitarnya secara kasat mata (niskala).
Warga yang ikut ambil bagian dalam kegiatan ritual perang api, antara lain memiliki kesucian, tidak kotor, bersih berstatus teruna (pemuda) yang belum menikah. Tradisi siat geni merupakan rangkaian ritual purnama kapat, bulan ke empat dalam perhitungan kalender Bali.
"Meskipun mereka main api tapi syukur (astungkara) tidak panas, sekarang tinggal bagaimana kemantapan hati mereka," ujar Wayan Mendra.
Ia menjelaskan, tradisi unik tersebut sedapat mungkin harus dilaksanakan setiap tahun, karena ada hubunganya dengan kegiatan 'skala-niskala' yakni nyata dan tidak nyata. "Upacara purnama kapat ini merupakan ritual untuk menyeimbangkan alam, menyucikan semua yang jelek-jelek" tutur Wayan Mendra.
Selain itu juga mengantisipasi adanya pengaruh negatif yang masuk ke desa adat Tuban. Upacara ini seperti pembersihan desa adat dari pengaruh yang jahat-jahat.