Selasa 29 Sep 2015 16:08 WIB

Mengintip Tradisi Aneh di Seluruh Dunia (I)

Rep: MGROL50/ Red: Winda Destiana Putri
Anak Mingi dipercaya membawa dampak buruk bagi suku di Ethiopia
Foto: Listverse
Anak Mingi dipercaya membawa dampak buruk bagi suku di Ethiopia

REPUBLIKA.CO.ID, Tradisi adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama.

Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi. Namun tradisi tidak semuanya baik, terdapat tradisi yang seharusnya dipunahkan dan tidak dijalankan lagi, karna memiliki dampak buruk bagi yang mengikutinya bahkan bisa dibilang tradisi tergila.

Berikut tradisi tergila di dunia, yang dilansir di laman Listverse Selasa (29/9).

Mingi

Kalau Anda menyukai film Harry Potter pasti mengetahui alasan kenapa Lord Voldemort dikenal sebagai "Dia-Yang-Harus-Dirahasiakan-Namanya". Nah, mingi ini adalah tradisi yang harus tidak disebutkan namanya, yang dijalankan oleh suku Kara, Hamar, dan Banna di Omo Valley of Etiopia. Ada sekitar 225.000 anggota suku yang terisolasi di desa-desa primitif, berlatih ritual kuno mereka secara rahasia. Mingi memiliki arti anak terkutuk dan harus dibunuh untuk melindungi suku. Orang dewasa yang tidak bekerja sama dengan tradisi ini juga ditunjuk sebagai mingi dan diusir dari suku. Para tetua suku akan merebut anak yang dikatakan mingi itu dari orang tuanya dan menenggelamkannya di sungai, meninggalkan dia kelaparan atau dimakan oleh hewan, bahkan mendorongnya dari tebing. Suku ini percaya bahwa anak mingi akan membawa roh jahat ke desa mereka, sehingga akan terjadi kekeringan, kelaparan, dan penyakit untuk suku. Meskipun tidak ada yang tahu jumlah pasti anak mingi yang sudah dibunuh setiap tahunnya. Namun, seorang pemuda dari lembah Omo bernama Lale Labuko menemukan keberanian untuk memberitahu orang lain diluar sukunya tentang tradisi brutal ini, dan bersama-sama mereka telah mempelopori upaya untuk menyelamatkan anak yang disebut mingi tersebut. Dalam beberapa kasus, pemerintah telah memenjarai algojo mingi. Sayangnya, tradisi buruk ini masih dipraktekkan secara diam-diam.

Coconut Head Smash

Di Tamil Nadu bagian India selatan, ribuan umat pergi ke kuil Mahalakshmi untuk terlibat dalam tradisi di mana mereka meminta kepeda dewa, agar mereka dapat sukses dan memiliki kesehatan yang baik atau mengucapkan terima kasih karena keinginannya telah dikabulkan. Dalam tradisi ini, seorang imam menghancurkan kepala setiap orang percaya yang duduk di atas tanah dengan kelapa yang besar. Pemuja harus berusia minimal 18 tahun untuk berpartisipasi. Diyakini, tradisi ini dimulai pada abad ke-19 ketika Inggris mencoba untuk membangun rel kereta api melalui desa. Warga protes, sehingga Inggris disuruh mengubah rute jalur transportasi, kalau tidak penduduk setempat akan memecahkan kelapa mereka dengan batu besar, dan akhirnya usaha mereka berhasil. Namun batu-batu ini digantikan oleh kelapa. Tetapi tetap saja tradisi ini masih memiliki risiko yang cukup besar tergantung pada ukuran kelapa dan kekuatan kepala yang dipukul. Menurut profesor bedah saraf Anil Kumar Peethambaran dalam sebuah wawancara dengan National Geographic puluhan orang dirawat karena luka kepala serius setiap tahun. Ironisnya, tradisi ini mungkin memiliki niat baik, tapi dapat mematikan.

Prayers Trampled by Cows

Banyak budaya telah merancang ritual agar dapat membawa keberuntungan. Tapi di desa yang berada di wilayah Ujjain India, memiliki tradisi tahunan, dimana warga laki-laki harus diinjak-injak oleh sapi mereka di Ekadashi, sehari setelah festival Hindu lampu yang dikenal sebagai "Diwali" ini mungkin salah satu yang paling aneh. Lebih aneh lagi, mereka sudah melakukan ini selama berabad-abad. Sapi menurut umat Hindu di India adalah lambang kesucian, oleh karnanya mengapa para penduduk desa mengklaim bahwa tidak ada yang pernah terluka dalam tradisi yang tampaknya berbahaya tersebut. Sebelum ritual menginjak-injak, sapi dihiasi dengan pola pacar dan pernak-pernik berwarna cerah, pria berbaring dengan karangan bunga di jalan sementara kawanan sapi benar-benar berjalan di atas mereka. Dengan cara ini, orang-orang percaya bahwa doa-doa mereka akan dijawab oleh para dewa Hindu dan bahwa mereka akan menerima keberuntungan di tahun mendatang. (Bersambung)

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement