REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Ironis, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) yang diklaim sebagai daerah yang surplus listrik di Sumatera kini mulai dilanda pemadaman listrik karena defisit pasokan energi listrik. Khusus di Palembang dalam sepekan terakhir kerap terjadi pemadaman aliran listirk.
Dengan kondisi tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Mukti Sulaiman, Rabu (30/9) memanggil manajemen PT PLN wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (S2JB) ke kantor Gubernur Sumsel di jalan Kapten A Rivai.
“Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan memanggil pimpinan PT PLN Sumsel, Jambi dan Bengkulu untuk mengetahui penyebab terjadinya pemadaman bergilir sejak beberapa hari terakhir,” kata Sekda Mukti Sulaiman yang didampingi, Ruslan Bahri Asisten Sekda bidang ekonomi keuangan dan pembangunan.
Kepada manajemen PT PLN S2JB, Mukti mengatakan listrik tersebut ternyata membuat jadwal pemadaman bergilir. “Jadi masyarakat bisa tahu dan dapat supaya dapat mempersiapkan diri bila di daerahnya terjadi pemadaman. Jangan sampai saat melaksanakan hajatan, ternyata mati lampu yang jadwalnya tidak diketahui,” katanya.
Mukti Sulaiman juga menyampaikan berbagai keluhan masyarakat terkait dengan pelayanan PT PLN. Seperti sering terjadi salah catat meteran yang dampaknya merugikan konsumen. “Melalui pertemuan ini semua permasalahan dapat diatasi sekaligus diketahui masyarakat,” katanya.
Sementara, General Manager PT PLN S2JB Budi Pangestu menjelaskan tentang penyebab pemadaman listrik yang terjadi di Sumsel. Pasokan energi listrik saat ini mengalami kekurangan daya akibat kemarau panjang yang membuat ada PLTA mereka tidak berfungsi. “Kami mengalami defisit daya listrik sekitar 225 mega watt akibat kemarau sekarang ini,” katanya.
Penyebab lainnya, ada pembangkit yang sedang dalam perbaikan seperti Gunung Megang 248 MW, Sembalang 280 MW, PLTG Kramasan 2X15 MW, PLTU Bukit Asam 2X45 MW, dan PLTU Keban Agung 80 MW serta PLTU Banjarsari 100 MW. “Pembangkit tersebut dalam pemeliharaan dan diperkirakan dapat dimaksimalkan lagi pertengahan Oktober 2015,” ujar Budi yang baru bertugas di Sumsel.
Budi menjelaskan, akibat kekurangan daya tersebut PTPLN terpaksa melakukan pemadaman secara bergilir. Menurutnya, bila daya listrik yang ada hanya diperuntukkan bagi daerah yang menjadi wilayah kerja PT PLN S2JB, maka pasokan listrik akan cukup. “Namun karena Sumsel masuk dalam jaringan interkoneksi Sumatera maka ada pembagian beban dengan daerah lain sehingga menjadi kurang. Daya yang ada dibagi keseluruh daerah di Sumatera,” katanya.