REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berpendapat, pembangunan kawasan pinggiran itu membutuhkan peran swasta sebab banyak dihuni pendatang.
"Selama ini, kami memang agak kesulitan membangun kawasan Surabaya yang dihuni pendatang, karena kalau didekati dengan APBD, tentu kami disalahkan DPRD," katanya di Surabaya, Kamis (1/10).
Ia mengemukakan hal itu saat berbicara dalam peluncuran program "Leadership in Action 2015" yang diikuti 42 eksekutif muda dari 24 negara dari perwakilan perusahaan kimia asal Amerika, PT Dow.
"Karena itu, saya membutuhkan peran swasta, seperti PT Dow. Selama ini, misalnya, saya membangun areal kereta api dengan CSR PT KAI. Saya membangun kawasan BUMN dengan dukungan CSR BUMN, dan sebagainya," katanya.
Oleh karena itu, Risma menilai dukungan pihak swasta seperti PT Dow akan membantu pemerintah untuk membangun lingkungan dan masyarakat Surabaya, terutama kawasan pinggiran yang banyak dihuni warga pendatang.
"Yang pasti, saya tetap ingin membangun kawasan pendatang, karena bagaimanapun mereka itu sudah lama tinggal di Surabaya," kata Risma yang menjadi salah satu dalam Pilkada Serentak 2015 itu.
Secara terpisah, Penjabat Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Nurwiyatno, mengatakan pembangunan kawasan pinggiran sudah masuk dalam program 2016 dan menjadi perhatian serius pemerintah daerah setempat.
"Saya sudah mengecek program yang sudah dibuat wali kota sebelumnya dan pembangunan kawasan pinggiran masuk program tahun depan," ujarnya di sela kunjungan ke Grha LKBN Antara Biro Jatim di Jalan Kombes Pol M. Duryat, Surabaya.
Ia menambahkan program pembangunan di Kota Pahlawan harus benar-benar dipastikan berjalan lancar karena sebagai pusat perekonomian di Jawa Timur sehingga jika lajunya tak ada persoalan maka berimbas pada perekonomian yang kondusif.
"Apalagi, serapan anggaran pembangunan di Surabaya cukup tinggi dan mungkin akan meningkat lagi dalam sisa waktu enam bulan ke depan," katanya.