Ahad 04 Oct 2015 01:22 WIB

Rizal Ramli: Ekonomi Lesu Peluang Indonesia Bangkit

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli menilai kondisi ekonomi yang saat ini lesu bisa membuka peluang besar untuk bangkit dan tumbuh menjadi negara yang kuat.

"Indonesia ini, saya percaya walaupun dianggap sedang krisis, mungkin ini awal kebangkitan," katanya saat membuka Tribute to Batik di salah satu mall di kawasan Blok M Jakarta, Sabtu (3/10).

Rizal menuturkan, dalam bahasa Tiongkok, krisis itu memiliki poin utama yang sama dengan peluang. "Pemimpin yang hebat akan menggunakannya (krisis) sebagai peluang, sedangkan pemimpin yang payah akan tenggelam dengan tidak bisa memanfaatkan opportunity," katanya.

Indonesia sendiri, lanjut Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu, merupakan negara besar dan hebat di sejumlah bidang. Budaya Indonesia yang kaya, dikombinasikan dengan inovasi anak bangsa, dipercayainya bisa mendorong perekonomian nasional.

"Di Asia Tenggara, bahkan di Asia 10, tidak ada yang punya variasi kebudayaan sekaya dan sehebat Indonesia. Kita hanya perlu bangkit kembali, melakukan pengemasan. Mumpung rupiah anjlok," katanya.

Rizal menambahkan, Indonesia harus memanfaatkan peluang saat ekonomi lesu seperti halnya yang dilakukan Jepang dan Cina dahulu kala. Menurut dia, kedua negara itu bahkan sempat sengaja membuat mata uang mereka mengalami depresiasi guna mendorong industri dalam negeri.

"Sehabis Perang Dunia II, Jepang sengaja membuat yen lemah yang secara tidak langsung membuat barangnya murah dan kompetitif. Itu juga yang dilakukan Cina. Hanya, belakangan lima tahun terakhir pembuat kebijakan di sana kerasukan pikiran barat bahwa mata uang harus kuat. Akibatnya ekonomi merosot," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement