REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah makin serius menanggapi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Kamis sore, Presiden Joko Widodo memanggil Komite Stabilitas Sektor Keuangan, ke Istana. Komite yang berisikan Menkeu Sri Mulyani, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Kepala Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar, dan pejabat lainnya untuk membahas langkah langkah penguatan nilai tukar rupiah.
Kemarin, rupiah memang makin dekat ke teritori Rp 16.600 per dolar AS. Melihat situasi itu, pengamat makroekonomi dan keuangan dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan menganjurkan masyarakat yang memiliki dana lebih untuk tetap berinvestasi menyikapi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
“Ini memang pilihan, tergantung persepsi risiko masing-masing. Kalau berani risiko, investasi saham dan investasi lain,” kata Abdul Manap Pulungan di Kabupaten Badung, Bali, Kamis.
Menurut dia, saat ini merupakan momentum yang pas untuk membeli saham ketika sejumlah emiten yang melantai di bursa sedang tak bergairah.