Senin 05 Oct 2015 14:07 WIB

Ini Akibat Hotel Merajalela di Yogyakarta

Rep: Yulianingsih/ Red: Nur Aini
Hotel Tentrem Yogyakarta
Foto: Booking
Hotel Tentrem Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pertumbuhan hotel di DI Yogyakarta (DIY) cukup pesat. Akibatnya, persaingan industri hotel cukup sengit. Padahal, jumlah wisatawan yang masuk ke DIY dinilai tidak tumbuh signifikan.

"Dalam setahun terakhir sudah ada beberapa hotel yang kolaps dan terpaksa dijual atau berpindah manajemen," kata Sekretaris DPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranowo Eryono, Senin (5/10).

Berdasarkan data PHRI, sampai saat ini sedikitnya ada enam hotel melati yang terpaksa kolaps. Dari jumlah hotel itu, ada yang dijual ke pihak lain dan ada yang dikerjasamakan untuk dikelola manajemen lain. Selain hotel melati, hotel berbintang ada beberapa yang berpindah manajemen dan dijual. "Ada yang baru selesai dibangun enam bulan operasi terus dijual," kata Deddy.

Persaingan antar hotel ini diprediksi semakin ketat ppada 2016. Karena, saat ini masih ada puluhan hotel di DIY terutama di Kota Yogyakarta yang dalam taraf pembangunan. Saat ini Jumlah hotel di DIY sendiri mencapai 105 hotel berbintang dan 3.082 hotel melati termasuk home stay. Dari jumlah hotel ini tersedia 32 ribu kamar.

Tingkat okupansi hotel berbintang di DIY rata-rata hanya 50 persen dari jumah kamar yang ada sementara hotel melati 20 persen.

Menurutnya, kondisi hotel di DIY saat ini memang sudah masuk ke fase warning. Apalagi kondisi ekonomi global yang semakin lesu dinilai sangat berpengaruh pada kondisi wisata di DIY. Setidaknya lama tinggal wisatawan luar negeri di DIY semakin pendek. Kondisi ini sudah terasa sejak sebulan terakhir.

"Biasanya lama tinggal wisatawan luar negeri sekitar tiga hari sekarang hanya dua hari, yang biasa seminggu di sini sekarang hanya tiga hari," katanya.

Kondisi ini diyakini akan terus berlangsung hingga akhir tahun. Jumlah wisatawan mancanegara sendiri diyakini menurun hingga lima persen tahun ini akibat pengaruh krisis global. Pada 2014 jumlah wisatawan luar negeri yang mengunjungi DIY mencapai 180 ribu orang. "Kita berharap tahun ini kunjungan wisatawan luar negeri minimal sama dengan tahun lalu, tetapi rasanya berat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement