REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Sebanyak 1.000 perawan yang merupakan siswi SMP dan SMA memeriahkan hari ulang tahun (HUT) Kabupaten Indramayu ke-488 tahun, Rabu (7/10). Mereka menampilkan tradisi ngarot, tradisi khas Kabupaten Indramayu.
Seribu perawan tersebut mengenakan pakaian kebaya dengan penutup kepala yang terbuat dari rangkaian bunga berwarna-warni. Hal itu menggambarkan tradisi ngarot, yang berasal dari Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu.
Gadis-gadis ngarot itu melakukan pawai dengan dilepas Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar dari depan Kantor PDAM Tirta Dharma Ayu. Mereka kemudian menyusuri sejumlah ruas jalan protokol hingga sampai di depan Gedung Dewan Kesenian Indramayu (DKI) di Jl RA Kartini. Sepanjang jalan yang mereka lalui, ribuan warga menyaksikan dengan penuh antusias.
Saat sampai di depan Gedung DKI, sudah menunggu Wakil Gubernur Jabar, Deddy Mizwar, Bupati Indramayu, Anna Sophanah, Wakil Ketua DPRD Jabar, Irianto MS Syafiuddin (Yance) dan sejumlah tamu undangan lainnya yang duduk di panggung kehormatan. Para perawan ngarot pun memberi salam hormat kepada para tamu undangan tersebut dan melanjutkan perjalanan hingga Alun-alun Kabupaten Indramayu.
Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu, Wawan Idris menjelaskan, kehadiran 1.000 perawan ngarot itu merupakan bagian dari Cimanuk Carnaval yang merupakan rangkaian hari jadi Kabupaten Indramayu 2015. Ngarot dipilih menjadi ikon karena tradisi itu benar-benar khas dari Kabupaten Indramayu, yang tidak dimiliki daerah lainnya.
Wakil Gubernur Jabar, Deddy Mizwar, memberikan apresiasi yang besar atas terselenggaranya Cimanuk Carnaval dan 1.000 perawan ngarot. Dia pun mengakut bangga melihat Cimanuk Carnaval yang menjadikan tradisi ngarot sebagai ikonnya.
"Event ini bagus dilakukan setiap tahun pada setiap peringatan HUT Kabupaten Indramayu dan kami akan membantu mempromosikannya sebagai salah satu event di Jabar," ucap Deddy.