REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) menyebarkan bantuan masker yang dibarengi dengan sosialisasi pengarahan masyarakat untuk tidak berkegiatan di luar rumah ketika kabut asap dalam ambang sangat berbahaya.
"Kita juga memberikan pelayanan kesehatan dan mendatangkan dokter paru di 6 titik posko yang terdiri di Riau, Pekanbaru, Jambi, Sumsel, KalSel, Kalteng, Kalbar," ujar Komandan Aksi Indonesia Darurat Asap ACT Kusmayandi, Kamis (8/10).
Menurut Kaimudin, beberapa masyarakat bersikap pesimistis karena mereka sudah tiap tahun terkena kabut asap, sehingga menganggap menggunakan masker hanya beberapa hari akan berefek baik pada tubuh. "Tidak kalah penting adalah pelayan medis. kita menurunkan tim, menyediakan obat-obatan ketika di awal sebagaian besar penederita ganguan pernafasan karena asap, maka obat2 tersebut yang banyak," ungkapnya.
Penanganan medis lain yang sering diberikan kepada korban kabut asap selain masalah pernafasan adalah masalah sesak nafas, sakit mata. Bahkan menurut pengakuan Kaimudin, saat ini ditemukan gangguan kulit yang disebakan terus menerusnya kulit terkena paparan asap.
Jika masalah kabut asap sudah bisa tertangani, ACT berencana akan terus melanjutkan bantuan berupa pelayanan medis. Hal ini dilakukan karena mengatahui dampak yang diberikan oleh menghirup asap tidak akan sembuh dalam waktu singkat. Ditambah lagi ACT akan memberikan serangkaian edukasi kepada masyarakat untuk melakukan kegiatan-kegiatan pencegahan agar peristiwa kebakaran hutan tidak terulang kembali.