REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Masyarakat Pekanbaru, Riau meminta pemerintah untuk mempermudah akses pengobatan ke rumah sakit rujukan. Sebab, banyak dari masyarakat setempat yang mengidap ISPA, namun masih kesulitan mengakses pengobatan yang representatif.
"Sebenarnya, (kami butuh) pelayanan kesehatan yang gampang diakses," kata salah satu warga Pekanbaru, Herlia Santi kepada Republika, Kamis (8/10).
Selaman ini, wanita yang akrab disapa Santi itu mengatakan, masyarakat harus melewati jenjang rujukan apabila ingin berobat ke rumah sakit. Tentu saja, ia mengatakan, hal tersebut mengikuti aturan main BPJS. Menurutnya, sebaiknya akses kesehatan ke rumah sakit dipermudah.
"Kenapa masyarakat (korban ISPA) harus mengikuti jenjangan itu seperti tidak terjadi bencana saja, ini kan sudah bencana," tutur Santi.
Dia mencontohkan, yang sakit ISPA bahkan sudah membutuhkan oksigen, harus melewati puskesmas atau posko kesehatan untuk lebih mudah mengakses rumah sakit yang representatif. "(Setelah periksa di puskesmas atau posko) kalau perlu dirujuk, baru dirujuk, ini kan panjang, keburu semaput (pingsan)," ujar Santi.
Masyarakat setempat, ia mengatakan, masih membutuhkan pasokan masker yang standar seperti N95. Selain itu, menurutnya, setiap rumah juga sudah membutuhkan tabung oksigen. Karena, ia menuturkan, saat ini udara di Pekanbaru sudah sangat tidak layak untuk dihirup.
Tidak hanya itu, ia mengatakan, masyarakat membutuhkan posko-posko representatif seperti yang ada di Kantor Wali Kota Pekanbaru yang saat ini digunakan untuk mengevakuasi bayi di bawah enam tahun. "Sebenernya juga butuh untuk orang dewasa, tapi kan tak ada (yang representatif)," katanya.
Menurut Santi, memang belum semua warga Pekanbaru yang bersedia dievakusi. Namun, apa salahnya bila pemerintah, baik pusat maupun daerah, juga membuka ruang-ruang yang layak untuk posko pengungsian bagi anak di atas enam bulan hingga dewasa.