REPUBLIKA.CO.ID, MUARA TEWEH -- Kabut asap akibat kebakaran lahan yang melanda wilayah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, semakin pekat dengan jarak pandang hanya 80 meter pada Sabtu (10/10) pagi.
"Kabut asap pagi ini semakin tebal disertai dengan embun sehingga jarak pandang sangat terbatas dan membuat sesak napas," kata seorang warga Muara Teweh, Hermanto, Sabtu.
Kepala Kelompok Tenaga Teknis pada Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Muara Teweh, Sunardi, mengatakan jarak pandang permukaan pada Sabtu pagi mencapai 80 meter. Kabut asap ini bertambah parah dibanding Jumat (9/10) dengan jarak pandang sekitar 200 meter.
Sementara Sekretaris Manggala Agni Pada Kantor Seksi Konservasi Wilayah IV Muara Teweh, Aswaludin mengatakan titik panas di wilayah Barito Utara sampai Jumat (9/10) malam yang dideteksi dua satelit yaitu NOAA 18 dan Terra/Aqua (NASA) muncul kembali setelah Jumat nihil.
"Titik panas yang dideteksi satelit NOAA 18 di wilayah Barito Utara ada empat titik api sedangkan Terra sebanyak delapan titik api," kata dia.
Titik api yang dipantau melalui satelit NOOA 18 berada di wilayah Desa Baliti, Majankan, dan Kandui Kecamatan Gunung Timang serta Desa Muara Wakat Kecamatan Teweh Timur masing-masing satu lokasi.
Kemudian deteksi satelit Terra (NASA) titik panas itu dipantau di Kelurahan Montallat I Kecamatan Montallat ada enam titik panas, dan Kelurahan Tumpung Laung I Kecamatan Montallat ada satu titik api serta Desa Benangin 5 Kecamatan Teweh Timur satu titik api. "Jadi titik api ini bertambah dibanding sebelumnya," kata Aswaludin.