REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah gereja di Desa Suka Makmur, Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dikabarkan dibakar pada Selasa (13/10) siang. Pembakaran tempat ibadah yang diduga tidak mengantongi izin itu berakhir bentrok.
Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri, Kombes Pol Suharsono mengatakan, pembakaran itu diduga dilakukan oleh massa yang berjumlah ratusan.
"Pelaku pembakaran tidak sedikit. Mungkin sekitar ratusan orang," kata Suharsono saat dihubungi, Selasa (13/10).
Suharsono menambahkan, saat ini pasukan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan anggota Polri sudah diterjunkan untuk melakukan pengamanan di titik tertentu. Namun, ia tak dapat memberi tahu berapa jumlah personel yang dikerahkan.
"Saya tidak tahu persis, yang jelas jumlah personel di sana memadai," ujar Suharsono.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bentrokan antar warga di Kabupaten Aceh Singkil, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) karena kesalahpahaman. Bentrokan diduga dipicu oleh pembakaran tempat ibadah pada Selasa siang, tadi.
"Saya sudah bicara dengan Gubernur Aceh. Memang ada kesalahpahaman masalah di situ. Jadi mudah-mudahan bisa diselesaikan oleh pejabat di situ, panglima, gubernur, kapolda dia sudah ke sana," kata JK di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (13/10).
Menurut JK, terdapat satu korban tewas akibat terkena tembakan senapan angin dalam betrokan itu. JK meminta agar seluruh masalah terkait Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA) dapat diselesaikan dengan baik.
"Ya semua masalah SARA harus diselesaikan dengan baik, adil, sesuai aturan supaya jangan timbul masalah," tegas dia.