REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Amanat Nasional (PAN) mengindikasikan akan segera masuk dalam jajaran Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi). Setahun pemerintahan Jokowi menjadi momentum untuk perombakan kabinet jilid II.
PAN yang sudah menyatakan diri bergabung dengan pemerintah hingga saat ini memang belum mendapat jatah kursi kabinet di pemerintahan.
Politikus PAN Muslim Ayub mengaku, tidak mengetahui apakah partai sudah mengajukan nama untuk mengisi kabinet atau belum. Menurut dia, Presiden sudah mengetahui kader terbaik PAN yang akan dipilih.
Pemilihan kader PAN untuk masuk dalam kabinet ini menjadi hak prerogratif Presiden Jokowi. Yang pasti, kata Muslim Ayub, PAN sudah menyiapkan kader terbaiknya untuk ikut membantu Jokowi di pemerintahan.
"Insya Allah, dalam waktu dekat ini akan ada permintaan (dari Jokowi)," katanya di kompleks parlemen Senayan, Kamis (15/10).
Anggota Komisi III ini menambahkan, banyak kader PAN yang memiliki kompetensi untuk masuk di kabinet. Di bidang perekonomian, imbuh dia, kader-kader PAN sudah terbukti mumpuni sejak reformasi 1998 di bidang ekonomi.
Di sektor lain, misalnya, untuk posisi Kejaksaan Agung, kata Muslim, PAN memiliki kader yang saat ini menjadi wakil ketua komisi III DPR Mulfachri Harahap yang pantas untuk menggantikan HM Prasetyo yang juga kader Partai Nasdem.
Ayub mengatakan, sejak menyatakan bergabung dengan pemerintahan, PAN ingin berkontribusi secara maksimal untuk Pemerintah Jokowi.
Namun, dengan posisi saat ini yang tidak berada dalam kabinet, PAN tidak leluasa untuk ikut memberikan masukan terkait persoalan yang dialami pemerintah. Termasuk, gonjang-ganjing masalah ekonomi yang masih terpuruk.
"Maunya, PAN ikut bersama-sama rapat di kabinet. Kita harus tampil dalam kabinet," ucapnya.
Soal berapa jumlah kader PAN yang akan ditarik masuk dan menggantikan siapa, hal itu diserahkan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi. Menurut dia, Jokowi lebih mengetahui kebutuhannya untuk menempatkan sosok-sosok yang akan membantunya.